RELASI KEKUASAAN DALAM NOVEL LOLONG ANJING DI BULAN KARYA ARAFAT NUR
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Relasi kekuasaan sangat kuat tergambar dalam novel Lolong Anjing di Bulan karya Arafat Nur
(2018), sebuah karya sastra yang mengangkat permasalahan Gerakan Aceh Merdeka. Topik yang
dikaji menggunakan kerangka berpikirnya Fairclough, Bourdieu, dan Gramsci ini mengungkapkan
tiga gagasan, yaitu bahasa sebagai modal, dominasi kekuasaan, dan konter
dominasi/hegemoni.Kemampuan berbahasa merupakan modal untuk memperluas arena kekuasaan,
secara khusus dalam berelasi dengan kelompok yang mendominasi. Dominasi dilakukan oleh
masyarakat politik, tentara RI, yang bertindak sangat koersif kepada masyarakat sipil di Aceh.
Ideologi dominasi RI tersebut adalah keuntungan ekonomi. Dalam relasi kekuasaan tersebut terdapat
juga hegemoni parsial bersifat minimum yang melekat pada masyarakat sipil. Konter
dominasi/hegemoni dilakukan oleh kelompok intelektual. Mereka berasal dari (1) masyarakat sipil dan
kemudian berubah menjadi masyarakat politik; (2) masyarakat politik yang berhasil melakukan
hegemoni kepada masyarakat sipil untuk melawan dominasi RI. Ideologi konter dominasi/hegemoni
ini adalah pengelolaan alam untuk bertahan hidup, ketenteraman hidup, serta harga diri.
(2018), sebuah karya sastra yang mengangkat permasalahan Gerakan Aceh Merdeka. Topik yang
dikaji menggunakan kerangka berpikirnya Fairclough, Bourdieu, dan Gramsci ini mengungkapkan
tiga gagasan, yaitu bahasa sebagai modal, dominasi kekuasaan, dan konter
dominasi/hegemoni.Kemampuan berbahasa merupakan modal untuk memperluas arena kekuasaan,
secara khusus dalam berelasi dengan kelompok yang mendominasi. Dominasi dilakukan oleh
masyarakat politik, tentara RI, yang bertindak sangat koersif kepada masyarakat sipil di Aceh.
Ideologi dominasi RI tersebut adalah keuntungan ekonomi. Dalam relasi kekuasaan tersebut terdapat
juga hegemoni parsial bersifat minimum yang melekat pada masyarakat sipil. Konter
dominasi/hegemoni dilakukan oleh kelompok intelektual. Mereka berasal dari (1) masyarakat sipil dan
kemudian berubah menjadi masyarakat politik; (2) masyarakat politik yang berhasil melakukan
hegemoni kepada masyarakat sipil untuk melawan dominasi RI. Ideologi konter dominasi/hegemoni
ini adalah pengelolaan alam untuk bertahan hidup, ketenteraman hidup, serta harga diri.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24071/sin.v13i1.1907
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Susilawati Endah Peni Adji
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sintesis by https://e-journal.usd.ac.id/index.php/sintesis is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sintesis
View My Stats Sintesis