SASTRA DIASPORA-INDONESIA: KARYA IMIGRAN INDONESIA DI AMERIKA TAHUN 2010-AN
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Dalam khasanah sastra dunia, penelitian sastra diaspora telah banyak dilakukan. Namun, untuk
khasanah sastra Indonesia kajian yang tentang sastra diaspora Indonesia belum banyak
dilakukan.Untuk mengawalinya, studi ini akan mengkaji sastra diaspora yang ditulis oleh imigran
Indonesia di Amerika pada tahun 2010-an. Genre sastra diaspora Indonesia karya imigran Indonesia
di Amerika tahun 2010-an ini, meliputi, pertama novel sejarah, yaitu Only a Girl: Menantang
Phoenix(karya Lian Gouw) yang mengangkat kisah sejarah masyarakat Tionghoa di Indonesia zaman
Belanda hingga Indonesia merdekadan Candik Ala 1965(karya Tinuk R. Yampolsky) yang
mengisahkan sejarah G/30/S/PKI. Kedua adalah genre cerpen, yaitu Mantra Maia(karya Sofie
Dewayani) dan ketiga adalah cerita kenangan, yaitu This is America, Beibeh(karya Dian
Nugraheni)yang keduanya mengangkat masalah masyarakat migran Indonesia di Amerika.
Permasalahan diaspora selalu lekat dengan konstruksi identitas. Identitas yang terdapat dalam
Only a Girl: Menantang Phoenix adalah kecenderungan bermigrasi dan menghindari konflik rasial
yang melekat pada orang Tionghoa, baik saat yang bermigrasi ke Indonesia, maupun ketika akhirnya
bermigrasi ke Amerika. Identitas dalam Candik Ala 1965 adalah politik migran Indonesia di Amerika
yang memposisikan diri sebagai korban kekerasan rezim Suharto. Identitas yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Mantra Maia adalah dunia baru (Amerika) yang membuat para migran mengalami
ketegangan psikologis antara keberhasilan dan kekalahan beradaptasi. Identitas yang tergambar
dalam cerita kenangan This is America, Beibeh adalah identitas migran Indonesia yangmampu
beradaptasi secara positif, dengan selalu membandingkan pengalaman barunya dengan pengalaman
lamanya di Indonesia.
khasanah sastra Indonesia kajian yang tentang sastra diaspora Indonesia belum banyak
dilakukan.Untuk mengawalinya, studi ini akan mengkaji sastra diaspora yang ditulis oleh imigran
Indonesia di Amerika pada tahun 2010-an. Genre sastra diaspora Indonesia karya imigran Indonesia
di Amerika tahun 2010-an ini, meliputi, pertama novel sejarah, yaitu Only a Girl: Menantang
Phoenix(karya Lian Gouw) yang mengangkat kisah sejarah masyarakat Tionghoa di Indonesia zaman
Belanda hingga Indonesia merdekadan Candik Ala 1965(karya Tinuk R. Yampolsky) yang
mengisahkan sejarah G/30/S/PKI. Kedua adalah genre cerpen, yaitu Mantra Maia(karya Sofie
Dewayani) dan ketiga adalah cerita kenangan, yaitu This is America, Beibeh(karya Dian
Nugraheni)yang keduanya mengangkat masalah masyarakat migran Indonesia di Amerika.
Permasalahan diaspora selalu lekat dengan konstruksi identitas. Identitas yang terdapat dalam
Only a Girl: Menantang Phoenix adalah kecenderungan bermigrasi dan menghindari konflik rasial
yang melekat pada orang Tionghoa, baik saat yang bermigrasi ke Indonesia, maupun ketika akhirnya
bermigrasi ke Amerika. Identitas dalam Candik Ala 1965 adalah politik migran Indonesia di Amerika
yang memposisikan diri sebagai korban kekerasan rezim Suharto. Identitas yang terdapat dalam
kumpulan cerpen Mantra Maia adalah dunia baru (Amerika) yang membuat para migran mengalami
ketegangan psikologis antara keberhasilan dan kekalahan beradaptasi. Identitas yang tergambar
dalam cerita kenangan This is America, Beibeh adalah identitas migran Indonesia yangmampu
beradaptasi secara positif, dengan selalu membandingkan pengalaman barunya dengan pengalaman
lamanya di Indonesia.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24071/sin.v12i1.1737
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Susilawati Endah Peni Adji
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sintesis by https://e-journal.usd.ac.id/index.php/sintesis is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Sintesis
View My Stats Sintesis