Mempribumikan Islam Lewat Haji Bawa Karaeng

Irfan Palippui(1*),

(1) Magister Ilmu Religi dan Budaya Program Pascasarjana Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini menggunakan psikoanalisa Lacanian untuk menggeledah simptom atas peristiwa perjalanan haji ke Puncak Bawa Karaeng. Dari analisa simptom inilah ditemukan bahwa hasrat yang mendorong subjek berhaji ke Puncak Bawa Karaeng berasal dari kisah pengalaman spiritual yang dialami oleh Syekh Yusuf saat melangsungkan perjalanan pengetahuan (alliungi panggisengang) ke Puncak Bawa Karaeng, lalu ke Mekah. Kisah inilah yang tersublimasi, lalu diterjemahkan ulang oleh pengikut Yusuf, sebagai penanda dalam mengidentifikasi diri, yang sedang menjalani (tingkatan) perjalanan haji menuju maqam Tuhan. Oleh karena itu, dalam tulisan ini disimpulkan bahwa perjalanan haji ke Puncak Bawa Karaeng adalah bentuk artikulasi jemaat Haji Bawa Karaeng, yang sedang menjalankan suluk tarekat Syekh Yusuf, sebagai jalan pulang menuju (haji sesungguhnya) kehadirat Ilahi.


Keywords


psikoanalisa; Bawa Karaeng; perjalanan haji



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v5i1.1517

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Irfan Palippui

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.