Pendidikan Perempuan Tionghoa di dua jaman

Abstract

Masyarakat Tionghoa merupakan satu etnis yang cukup unik, sistem patrilinear masih sangat kental dalam nuansa sosial keluarga Tionghoa, meskipun di era postmodern ini sistem tersebut cenderung mengalami sedikit perubahan. Dalam budaya dan sosial Tionghoa, lelaki menjadi pemeran kunci dan memegang tampuk kekuasaan. Anak laki-laki akan selalu diwariskan berbagai hal termasuk tampuk kekuasaan keluarga pengganti ayahnya, sehingga membuat keberadaan anak perempuan tidaklah berpengaruh besar dalam kehidupan mereka. Terlebih dalam dunia sekolah, dimana pendidikan dulunya hanya boleh diisi oleh kaum laki-laki Tionghoa, sementara perempuan tidak akan diperkenankan bersekolah hingga ke jenjang yang lebih tinggi dari seorang anak lelaki. Fenomena sosial semacam ini menjadi satu kajian yang menarik untuk diangkat dalam satu tulisan, dimana melihat bagaimana kehidupan pendidikan anak perempuan Tionghoa pada masa lalu dibandingkan dengan pendidikan perempuan Tionghoa dimasa postmodern ini. Penelitian sederhana ini lebih banyak menggunakan pendekatan kualitatif dengan model narasi deskripsi. Adapun hasil riset yang diperoleh memperlihatkan bahwa pendidikan perempuan Tionghoa yang diterapkan pada masa lalu berbeda sangat signifikan dibandingkan sekarang. Dimana anak perempuan pada masa itu masih sangat minim dalam mendapatkan pendidikan yang bahkan bisa dikatakan layak, sementara dijaman postmodern ini justru anak perempuan Tionghoa di dorong untuk bersekolah dengan layak hingga pada pendidikan yang paling tinggi. Disamping itu, anak perempuan Tionghoa jaman sekarang sudah mulai mendapatkan perhatian yang sama dengan anak lelaki Tionghoa, dimana pada masa lalu kedudukan anak perempuan Tionghoa haruslah dibawah laki-laki namun sekarang mereka memiliki suara yang sama dalam keluarga.