Satu Dekade Jadi Rumpun Terasing : Narasi Identitas dan Kekerasan Jemaat Ahmadiyah di Lombok

Nurhikmah Nurhikmah

Abstract


Sejak masuk ke Indonesia, Jemaat Ahmadiyah selalu mengalami kontroversi, tak terkecuali di Lombok. Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Lombok, telah menjadi sasaran kekerasan sejak 1998-2010 lalu. Akibatnya, bermukimlah mereka di Asrama Transito selama 7 tahun ini sebagai pengungsi. Peristiwa kekerasan menunjukkan adanya aktor yang bermain sebagai kelas hegemonik dalam mempengaruhi wacana tentang kesesatan Ahmadiyah di tengah masyarakat, antara lain Tuan Guru dan tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ahmadiyah, oleh beberapa elemen, dianggap telah merebut jouissance dari umat Islam mainstream. Sebagai sasaran dari tindak kekerasan, JAI bukanlah muncul sebagai korban semata. Bersama dengan pengurus dan pemimpin organisasinya, JAI khususnya di Lombok melawan dengan caranya sendiri. Jihad dengan pena, itulah cara mereka melakukan counter hegemony dalam perlawanannya. Mereka menangkis segala tuduhan dan fitnah yang dianggap telah membentuk identitas JAI di tengah masyarakat, terutama umat

Islam di Indonesia. Di satu sisi, sebagian kelompok dan ormas Islam menyatakan Ahmadiyah sebagai ajaran sesat dan bukanlah bagian dari Islam. Namun, di sisi yang lain, JAI mati-matian menunjukkan identitas mereka sebagai orang Islam. Atas hal tersebut, kajian ini ingin menunjukkan bentuk-bentuk pertarungan hegemoni serta pola-pola yang menentukan identitas JAI di Lombok sebagai subjek atau gerakan sipil keagamaan.


Keywords


subjek; identitas; hegemoni; kekerasan terhadap JAI di Lombok



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v5i1.1518

Article Metrics

Abstract view : 2289 times
PDF (Bahasa Indonesia) view: 1063 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Nurhikmah Nurhikmah

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.