Memperbaiki Hubungan Antara Manusia dan Alam Melalui Pemikiran Daisaku Ikeda
(1) Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(2) Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Man and nature are inseparable unity, both are organic unity that must be mutually maintained. Daisaku Ikeda asserted that the state of the world filled with the destruction of nature has diminished the interdependent relationship between humans and nature. The destruction of nature caused by human unconsciousness of nature preservation and hierarchical view which puts human beings as supreme beings among all that exists in nature is a significant warning that should re-awaken human beings of responsibility (guarding and nurturing) to nature. Pope Francis in Laudato Si' emphasizes the ecological repentance that should be imbued with ecological spirituality rooted in the faith of faith in Christ as proclaimed through the Gospel. In this context, ecological conversion can be understood as the process of sharing all the fruits of human encounter with Christ with the surrounding environment. One result of this encounter should be manifested in relation to the universe, i.e. environmental justice.
Abstrak
Manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan kesatuan organik yang harus saling dijaga. Daisaku Ikeda menegaskan, keadaan dunia yang penuh dengan kerusakan alam telah merusak hubungan saling ketergantungan antara manusia dan alam. Rusaknya alam akibat ketidaksadaran manusia terhadap kelestarian alam dan pandangan hierarkis yang menempatkan manusia sebagai makhluk ciptaan yang tertinggi dan termulia di antara segala yang ada di alam merupakan sebuah peringatan penting yang patut menyadarkan kembali manusia akan tanggung jawab mereka untuk menjaga dan memelihara alam. Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus dalam ensiklik Laudato Si’, ia menekankan pertobatan ekologis yang harus dijiwai dengan spiritualitas ekologis yang berakar pada iman kepada Kristus sebagaimana diwartakan melalui Injil. Dalam konteks ini, konversi ekologis dapat dipahami sebagai proses berbagi seluruh hasil perjumpaan manusia dengan Kristus dan dengan lingkungan sekitar. Salah satu hasil dari perjumpaan ini harus diwujudkan dalam kaitannya dengan alam semesta, yaitu keadilan lingkungan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Dokumen
Hardawiryana, R. (penerjemah), Dokumen Konsili Vatikan II, Jakarta: Obor, 1993.
Hardawiryana, R. (penerjemah), Laudato Si’ Terpujilah Engkau, Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2016.
Buku-Buku
Ikeda, Daisaku, Buddhism: The Living Philosophy, Tokyo: The East Publication, 1974. Ikeda, Daisaku, Life, An Enigma, A Precious Jewel, New York: Kondansha Internasional, 1982.
Ikeda, Daisaku, The Human Revolution, New York: World Press 2004.
Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Resecrch Sosial, Bandung: ALUMNI, 1998.
Mali, Mateus, “Ekologi dan Moral”, dalam Menyapa Bumi Menyembah Hyang Ilahi. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
Nicholson, Max, The Environmental Revolution, London: Hodder, 1969.
Sumbung, Hendrik, Tanggung Jawab Orang Kristiani, sebagai Citra Allah, aff Lingkungan Hidup, dalam tesis Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Pasca Sarjana- Program Magister Teologi, 2013.
Wickramasinghe, Chandra, Spece and Eternal Life: A Dialogue Daisaku Ikeda and Chandra Wickramasinghe, London: Journeyman Press, 1998.
Artikel
Chaerul, M. dan M. Tanaka, “Municipal Solid Wasre Management in Indonesia: Status and the Strategic Actions”, Journal of the Faculty of Environmental Sciece and Tecnology Okayama Unversity, Vol. 12 No.1. (2007).
Warner, Keith D., “Get Him Out of the Birdbath”.
Sumber Internet
Daisaku Ikeda: buddhist, philosopher, peacebuilder and education, “Biography: Overview Daisaku Ikeda: A Biographical Sketch”. Diakses dari https://www.daisakuikeda.org/main/profile/bio/bio-01.html, pada hari kamis 05 Oktober 2023.
Detik News, “Mengenang Tragedi Longsor Sampah di TPA Leuwigajah”. Diakses dari https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4906289/mengenang-tragedi-longsor- sampah-di-tpa-leuwigajah, pada hari Kamis, 05 Oktober 2023.
Greenpeace Indonesia, “Indonesia Layak Peroleh Rekor Dunia Sebagai Penghancur Hutan Tercepat”, Edisi 16 Maret 2019, diakses dari http://www.greenpeace.org, pada hari Kamis, 05 Oktober 2023.
DOI: https://doi.org/10.24071/snf.v2i2.8507
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-0714
P-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-1451
Kaliurang St No.KM, RW.7, Joho, Condongcatur, Depok, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55281, Indonesia
Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology is licensed under CC BY-SA 4.0