Moralitas Menurut Friedrich Nietzsche: Eksplorasi “Mentalitas Budak”
(1) Universitas Sanata Dharma
(*) Corresponding Author
Abstract
This writing explores the life and thoughts of Friedrich Nietzsche, a German philosopher known for his critique of Christian morality and traditional concepts in society. Nietzsche, who was born into a devout Christian family, developed views that opposed Christian morality, which he believed created a slave mentality. He advocated for a morality focused on self-preservation and the elevation of individual dignity, proposing the concept of the superior human or ubermensch that emphasizes strength, courage, and freedom. Nietzsche's thoughts led to egoism and a rejection of absolute authority, emphasizing the importance of individuals to develop themselves to the fullest. This writing also discusses how Nietzsche's thoughts remain relevant in contemporary contexts, urging individuals to prioritize themselves and achieve their best potential. Additionally, the author highlights how Nietzsche, as a productive thinker, has influenced many existentialist philosophers and the development of modern Western philosophy with his nihilistic views. While his contributions are acknowledged as significant, this writing also underscores that his views pose new dangers to current philosophical thinking.
ABSTRAK
Tulisan ini mengeksplorasi kehidupan dan pemikiran Friedrich Nietzsche, seorang filsuf Jerman yang dikenal karena kritiknya terhadap moralitas Kristen dan konsep-konsep tradisional dalam masyarakat. Nietzsche, yang lahir dalam keluarga Kristen yang taat, mengembangkan pandangan yang menentang moralitas Kristen yang ia anggap menciptakan mentalitas budak. Ia mengadvokasi moralitas yang berfokus pada pemeliharaan diri dan peningkatan martabat individu, dengan mengusulkan konsep manusia unggul atau ubermensch yang menekankan kekuatan, keberanian, dan kebebasan. Pemikiran Nietzsche mengarah pada egoisme dan penolakan terhadap otoritas absolut, serta menekankan pentingnya individu untuk berkembang sebaik mungkin. Tulisan ini juga membahas bagaimana pemikiran Nietzsche masih relevan dalam konteks kontemporer, mengajak individu untuk mengutamakan diri sendiri dan mencapai potensi terbaik mereka. Selain itu, penulis juga menyoroti bagaimana Nietzsche, sebagai pemikir yang produktif, telah mempengaruhi banyak filsuf eksistensialis dan perkembangan filsafat Barat modern dengan pandangan nihilistiknya. Meskipun kontribusinya diakui penting, tulisan ini juga menggarisbawahi bahwa pandangannya menimbulkan bahaya baru bagi pemikiran filsafat saat ini.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Indrajaya, Ferdinand, "Refleksi Pandangan Nietzsche terhadap Moralitas dan Kepentingan Diri." Humaniora 1.2 (2010).
Munir, Misnal, "Pengaruh filsafat Nietzsche terhadap perkembangan filsafat Barat kontemporer." Jurnal Filsafat 21.2 (2011).
Pradnyayanti, Luh Putu Santi, and Desak Made Ayu Indri Safira. "Kehendak Untuk Berkuasa Dan Manusia Unggul Dalam Perspektif Friedrich Nietzche." Vidya Darsan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu 2.2 (2021).
Puspita, Indah. "Asal Mula Teori Etika dan Perkembangan Teori Etika." Jurnal Pusdansi 3.2 (2023).
Suseno, Franz Magnis, “Menalar Tuhan,” (Yogyakarta,Knisius: 2006).
Wiguna, Ringgana Wandy, "Pemikiran Filsafat Nietzsche dan Sosiologi ÜBERMENCH." ZARATHUSTRA (Jurnal Sosiologi dan Filsafat) 1.1 (2023).
DOI: https://doi.org/10.24071/snf.v1i2.8372
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-0714
P-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-1451
Kaliurang St No.KM, RW.7, Joho, Condongcatur, Depok, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55281, Indonesia
Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology is licensed under CC BY-SA 4.0