Eupraxsophy: Sebuah Pandangan tentang Humanisme Sekular Menurut Paul Kurtz

Heribertus Geroda Hayon(1*),

(1) Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


This article discusses the concept of humanism, especially in the context of secular humanism as advocated by Paul Kurtz. Humanism, as a movement that emerged during the Renaissance, emphasizes the importance of happiness, freedom, and human rights. Kurtz, a significant figure in secular humanism, articulates a worldview that focuses on courage, cognition, and compassion as fundamental virtues guiding human life. While Kurtz argues that humans can behave morally without relying on God, this text states that religion can also motivate good behavior. Furthermore, secular humanism emphasized by Kurtz relies on rationality, science, and technology as means to enhance human well-being, based on naturalism and disregarding the role of God. This text seeks to delve into Kurtz's views on secular humanism while exploring the debate on the role of religion in promoting good behavior.

 ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang konsep humanisme, teristimewa dalam konteks humanisme sekuler Paul Kurtz. Humanisme, sebagai gerakan yang berkembang selama masa Renaissance, menyoroti pentingnya kebahagiaan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Kurtz, seorang tokoh penting dalam humanisme sekuler, mengartikulasikan pandangan hidup yang berfokus pada keberanian, kognisi, dan kepedulian sebagai kebajikan dasar yang mengarahkan kehidupan manusia. Kendati Kurtz berpendapat bahwa manusia dapat berperilaku baik tanpa perlu mengandalkan Tuhan, tulisan ini menyatakan bahwa agama juga dapat memotivasi perilaku baik. Selain itu, humanisme sekuler yang ditekankan oleh Kurtz, mengandalkan rasionalitas, ilmu pengetahuan, dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, dengan berlandaskan pada naturalisme dan mengesampingkan peran Tuhan. Tulisan ini berusaha menggali pandangan Kurtz tentang humanisme sekuler, sambil mengeksplorasi perdebatan tentang peran agama dalam mendorong perilaku baik.


Keywords


Humanisme Sekuler, Renaissance, Paul Kurtz, Eupraxophy Humanistik,

References


Buku

Kumpulan Karangan Driyarkara. Driyarkara Tentang Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius, 1980.

Artikel dalam Jurnal

Ndubisi, E. J. O. “Good Life Without Religion: A Philosophical Appraisal of the Virtues of Humanism in Paul Kurtz”, Owijoppa 7 (2023): 1-20.

Rao, V. T. “Humanism and Secular Humanism”, GJRA-Global Journal for Research Analysis 6 (2017): 70-71.

Weber, E. T. “Religion, Public, Reason and Humanism: Paul Kurtz on Fallibilism and Ethics”, Contemporary Pragmatism 5 (2008): 131-147.

Sumber dari Internet

Barta, James. “Bound to Earth: The Secular Humanism of Paul Kurtz”, tersedia dari http://www.globaljournalct.com/wpcontent/uploads/2013/02/Barta_Kurtz_ppr_, GJCT_vol-10-no-3.pdf; diakses pada 15 November 2023.

Ejeh, P. C. “A Critical Examination of Secular Humanist Philosophy and Its Implications for Contemporary Society”, tersedia dari

https://www.researchgate.net/publication/336923041_a_critical_examination_of, _secular_humanist_philosophy_and_its_implications_for_contemporary_society; diakses pada 16 November 2023.

Woo, Elaine. “Paul Kurtz dies at 86; Secular Humanist Philosopher”, tersedia dari https://www.latimes.com/local/obituaries/la-me-paul-kurtz-20121028-story.html; diakses pada 20 November 2023.




DOI: https://doi.org/10.24071/snf.v1i1.8366

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




     

E-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-0714

P-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, September 2023) 3047-1451

Kaliurang St No.KM, RW.7, Joho, Condongcatur, Depok, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55281, Indonesia

Flag Counter

Proceedings of The National Conference on Indonesian Philosophy and Theology is licensed under CC BY-SA 4.0