HOW PASCHAL FAITH TRANSFORMS MISSION THEOLOGY
(1) maryknoll Missioner, Doctorate in Missiology from the Gregorian University in Rome Italy.
(*) Corresponding Author
Abstract
Sejak Konsili Vatikan II, pemahaman misi di dalam Gereja Katolik mengalami perubahan. Sebelum Konsili, tujuan misi dipahami sebagai perluasan teritorial Gereja. Atau dengan kata lain, penyebarluasan Kekristenan. Namun sejak Konsili, misi dipahami sebagai evangelisasi orang-orang di dalam situasi hidupnya yang partikular dan historis. Pengertian evangelisasi tidak hanya menunjuk pada proses penyebarluasan ajaran. Situasi masa kini menunjukkan bahwa ada banyak umat Kristen yang tinggal di daerah-daerah yang tidak lagi dipandang sebagai daerah misi (contohnya: Indonesia). Maka istilah "evangelisasi" banyak dikembangkan, terutama oleh St. Yohanes Paulus II dan Paus emeritus Benediktus XVI. Apalagi, ajaran Paus Fransiskus semakin memperkaya makna evangelisasi. Dalam tulisan ini, penulis berusaha mengeksplorasi gagasan-gagasan dari Konsili Vatikan II untuk menelusuri makna misi. Penulis sampai kepada kesimpulan bahwa perubahan fokus upaya misi ini mempunyai dasarnya pada pengalaman Paskah dan peran Roh Kudus.
DOI: https://doi.org/10.24071/jt.v5i2.497
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed and abstracted in:
P-ISSN: 2302 - 5476 (Validity starting Volume 2012-10-05)
E-ISSN: 2579 - 3934 (Validity starting Volume 6, No. 1, Mei 2017)
Jurnal Teologi (Journal of Theology) by Faculty of Theology Sanata Dharma University
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.