Hegemoni Wacana Tongkonan di Toraja

Admadi Balloara Dase(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Masyarakat Toraja sangat identik dengan simbol tongkonan sebagai rumah adat. Namun, tongkonan tidak hanya dipahami sebagai rumah, melainkan juga menjadi pusat kekuasaan para bangsawan. Hal ini memberi pengaruh ke dalam praktik kehidupan sehari-hari orang Toraja sehingga meminggirkan simbol budaya marginal. Artinya, secara sederhana representasi identitas melalui tongkonan mengakibatkan budaya di Toraja menjadi homogen. Penelitian ini memilih tongkonan sebagai objek kajian. Saya menggunakan teori hegemoni Gramsci dan analisis wacana kritis untuk melihat wacana tongkonan secara historis. Alat ideologis yang digunakan adalah mitologi penciptaan yang mendikotomikan bangsawan dan budak yang telah ada dari langit. Selain itu, ada faktor yang memengaruhi masyarakat Toraja dalam situasi modern yaitu kepentingan ekonomi politik. Kepentingan tersebut dapat terlihat dalam praktik-praktik demokrasi di Toraja yang menggunakan ikon tongkonan. Secara ekonomi, konstruksi identitas ini banyak menguntungkan kelompok-kelompok tertentu melalui industri pariwisata. Oleh karena itu, hegemoni wacana tongkonan yang membentuk kesadaran masyarakat Toraja disebabkan oleh kompleksitas persoalan (adat, ekonomi, dan politik). Faktanya memang ada orang Toraja (perantau, akademisi, aliran Pentakosta) yang menolak hegemoni wacana tongkonan. Namun, perlawanan tersebut belum sepenuhnya dikategorikan sebagai counter-hegemony. Dengan kata lain, temuan saya mengindikasikan adanya perlawanan dari individu yang masih tergolong langkah awal menuju counter-hegemony (agen intelektual organik). Hal ini dapat menjadi dasar argumentasi saya bahwa hegemoni wacana tongkonan di dalam masyarakat Toraja tidak berjalan sempurna karena ada perlawanan dari berbagai pihak.


Keywords


hegemoni; analisis wacana kritis; tongkonan



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v8i1.4677

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Admadi Balloara Dase

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.