Pementasan Bocah Bajang: Negosiasi Teater terhadap Media Massa atas Fenomena Ponari

Airani Sasanti(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Fenomena Ponari merupakan peristiwa pengobatan tradisional yang muncul pada tahun 2009 dan menjadi berita besar di media massa. Praktik pengobatan ini dilakukan Ponari, seorang anak berusia sembilan tahun, yang mampu mengundang perhatian banyak orang dan membuat puluhan ribu orang datang ke lokasi pengobatan. Praktik pengobatan ini menggunakan sebuah batu sebagai medium penyembuhan. Praktik pengobatan oleh Ponari menimbulkan berbagai reaksi dari banyak pihak yang setuju dan tidak setuju, dan reaksi-reaksi itu diberitakan dari berbagai sudut pandang dalam media massa. Fenomena Ponari juga menarik perhatian Teater Garasi. Melalui program Actor Studio Teater Garasi, fenomena Ponari direspon dengan menghadirkan peristiwa pengobatan tersebut dalam pementasan teater berjudul Bocah Bajang. Tulisan ini ingin menunjukkan bagaimana Actor Studio Teater Garasi menarasikan fenomena Ponari, di mana peristiwa tersebut sudah terlebih dahulu dikonstruksi media massa, ke dalam pementasan Bocah Bajang, serta membaca negosiasi seperti apa yang ditawarkan oleh teater terhadap media massa dalam rangka memaknai fenomena Ponari.



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v4i2.418

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Airani Sasanti

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.