Demokratisasi Musik: Globalisasi dan Identitas Pemeluk Gaya Hidup "Netlabel"

Putro Prasetyo Kusuma(1*),

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Netlabel adalah perusahaan rekaman berbasis internet. Kemunculan Netlabel tidak dapat dilepaskan dari pengaruh globalisasi musik. Netlabel memberikan pengaruh kepada pemilik Netlabel, musisi maupun konsumennya. Proses mempengaruhi inilah yang pada akhirnya memunculkan suatu strategi baru dalam mencipta maupun mengkonsumsi musik. Konsep Netlabel adalah konsep yang berasal dari luar negri, dan ketika Netlabel dihadirkan di Indonesia memiliki pemaknaan berbeda. Di luar negri Netlabel hadir sebagai bentuk demokratisasi di bidang musik dan merupakan bagian dari scene musik. Sementara itu di Indonesia, Netlabel hadir sebagai bagian dari maraknya pembajakan dan pengunduhan musik secara illegal. Tidak hanya itu, di Indonesia Netlabel hadir di tengah cepatnya laju modernitas. Namun demikian, modernitas yang terjadi di Indonesia membentuk identitas yang berbeda dari negara-negara lain. Pemahaman tersebut dapat kita gunakan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana modernitas dan globalisasi berpengaruh terhadap terbentuknya Netlabel di Indonesia? dan Bagaimana posisi Netlabel dalam membentuk identitas seseorang dalam mengkonsumsi musik di Indonesia? Perkembangan Netlabel di Indonesia saya anggap perlu dibahas karena lahirnya Netlabel di Indonesia tidak hanya sebatas tren, tetapi merupakan suatu pergerakan. Dari kajian yang telah dilakukan ternyata kehadiran Netlabel di Indonesia lahir dengan berbagai misi, di antaranya misi anti-kapitalisme, demokratisasi pasar, dan misi untuk hadir dengan semangat Do It Yourself. Semangat-semangat itulah yang merupakan identitas pemeluk gaya hidup Netlabel.



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v4i2.415

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Putro Prasetyo Kusuma

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.