Hibriditas Peziarahan Puri Brata

CB. Ismulyadi

Abstract


Ziarah merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan manusia beragama. Artikel ini mencoba menelusuri dan mengkaji Puri Brata sebagai tempat ziarah. Gagasan penulisan muncul dari pengalaman penulis ketika berkunjung ke Puri Brata, tempat tetirah yang terletak di desa Kalimundu, Gadingharjo, Sanden, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Proses pembentukan dan penguat identitas tempat ziarah dipengaruhi oleh pemaknaan simbol yang digunakan. Dalam konteks ziarah Puri Brata, terjadi perjumpaan budaya yang meliputi tiga wilayah utama, yakni ruang, ritus dan pelaku. Ketiga aspek dalam ziarah tersebut memperlihatkan bagaimana Puri Brata menegosiasikan identitasnya sebagai tempat ziarah Katolik yang hibrid. Dari hasil kajian diketahui bahwa ternyata hibriditas tidak hanya terjadi pada wilayah antar budaya, melainkan mampu memasuki wilayah yang bersendikan agama. Seperti telah menjadi sebuah keniscayaan, agama dan tradisi saling beradaptasi untuk membentuk kultur baru dalam masyarakat, meskipun keasliannya tidak tercerabut. Fenomena tersebut mengemuka juga dalam hibriditas Puri Brata sebagai tempat ziarah Katolik yang bersanding dengan kearifan lokal Jawa, Islam, dan Hindu.

Keywords


ziarah; Puri Brata; hibriditas; identitas; ruang; ritus; pelaku



DOI: https://doi.org/10.24071/ret.v5i1.1521

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 CB. Ismulyadi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora is published by the Graduate Program in Cultural Studies at Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia.

Retorik is also available in print edition. Please click here for contact information.