AKTIVITAS PERDAGANGAN KOPRA DI MANDAR 1946-1966
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Pada awal kemerdekaan, Indonesia sedang dilanda masa-masa sulit karena sedang melakukan penataan dalam berbagai bidang. Kesilitan itu ditambah lagi dengan adanya berbagai gejolak di beberapa daerah yang menuntut otonomi daerah bahkan hendak melepaskan diri dari pemerintah Republik Indonesia. Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Mandar tidak lepas dari gejolak tersebut, tetapi bukan berarti aktivitas ekonomi masyarakat mengelami kelumpuhan. Artikel ini berupaya untuk mengelaborasi sejarah perekonomian masyarakat Mandar yang menjadikan kopra sebagai komoditi utama. Untuk itu, maka penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian sejarah yaitu: penentuan topik, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangkitnya perdagangan kopra di daerah Mandar tidak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah ini yang sangat subur sehingga tanaman kelapa sebagai bahan utama kopra banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Komoditi kopra telah meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. kesejahteraan masyarakat meningkat ditandai dengan banyaknya Jemaah haji dari daerah ini. Selain itu, komoditi kopra dijadikan pula sebagai alat politik bagi para pejuang di daerah ini. Kopra dijadikan sebagai alat yang dipertukarkan dengan senjata. Kondisi ini yang membuat daerah Sulawesi Selatan sangat diperhitungkan oleh pemerintah Indonesia sebagai daerah yang strategis dalam bidang ekonomi maupun politik.
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, A., & Junaidi, T. (2021). Melawan Dengan Uang: Eksistensi Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera (Urips) Terhadap Peredaran Uang Nica Dan Jepang Di Sumatera 1947-1949. Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya Dan Kependidikan, 8(02), 232–239.
Akbar, A. (2021). Haji Sulawesi Selatan Pada Masa Negara Indonesia Timur (Nit)(1946-1950). Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 4(2), 179–197.
Alfatiana, L., & Wulandari, A. (2022). Di Balik Layar Penyelundupan: Tokoh-Tokoh dalam Perdagangan Gelap Pemerintah Republik di Singapura, 1947-1949. Lembaran Sejarah, 18(1), 63–75.
Amir, M. (2019). Pelayaran Niaga Mandar pada Abad XX. Walasuji, 10(2), 121–137.
Anwar, H. (2018). Dinamika Tata Niaga Kopra di Minahasa (1946-1958). Patanjala, 10(2), 291747.
Asba, A Rasyid. (2006). Integrasi Ekspor Kopra Makassar diantara Kontinuitas dan Diskontinuitas. Makara Human Behavior Studies in Asia, 10(2), 58–69.
Asba, Abdul Rasyid. (2007). Kopra Makassar: Perebutan Pusat dan Daerah: Kajian Sejarah Ekonomi Politik Regional di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.
Asba, Abdul Rasyid. (2015). Makassar Copra as a Trigger of Struggling for Power between Central and Local Government: A Historical Study of Regional Political Economy in Indonesia. Tawarikh, 6(2).
Gonggong, A. (2004). Abdul Kahar Muzakakar: Dari Patriot Hingga Pemberontak. Yogyakarta: Ombak.
Hasanuddin, H. (2019). Pelayaran Niaga, Bajak Laut, Perkampungan Pedagang Di Gorontalo. Walasuji, 9(2), 261–275.
Junaedi, D., & Arsyad, M. R. (2022). Tatakelola Utang dan Pembangunan Ekonomi Indonesia. As-Syirkah: Islamic Economic & Financial Journal, 1(1), 1–21.
Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Leirissa, R. Z. (1996). Sejarah Perekonomian Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Makkelo, I. (2018). Menjadi Kota Modern: Transformasi Kota Makassar pada Abad ke-20. Jurnal Sejarah, 1(2).
Makkelo, I. D. (2017). Penataan Kota dan Masyarakat Perkotaan: Makassar Sebagai Ibukota Negara Indonesia Timur (NIT) 1946-1950. Sasdaya: Gadjah Mada Journal of Humanities, 2(1), 315–333.
Musyaqqat, S. R. (2021). Jaringan Perdagangan Beras dan Dinamika Pelabuhan Ekspor di Sulawesi Selatan pada 1930-an. Handep: Jurnal Sejarah Dan Budaya, 4(2), 113–139.
Najamuddin. (2000). Sulawesi Selatan: Pergumulan Antara Negara Federal dan Negara Kesatuan 1946-1949. Universitas Indonesia.
Nas, J. (2014). Konflik antar Elite Politik Lokal di Sulawesi Selatan: Sebuah Perspektif Sejarah. SOSIOHUMANIKA, 7(2).
Poelinggomang, E. L. (2016). Makassar abad XIX. Kepustakaan Populer Gramedia.
Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 2: Jaringan Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sainal, A. (2017). Andi Selle dalam Pergolakan Bersenjata di Sulawesi Selatan (1950-1964). Yupa: Historical Studies Journal, 1(1), 26–37.
Smithies, M. (2002). Accounts of the Makassar Revolt, 1686. Journal of the Siam Society, 90(1/2), 73–100.
Subair, A. (2018a). DI/TII Sulawesi-Selatan: Politik Ekonomi Di Tengah Konflik 1953-1959. Jurnal Kajian Sosial Dan Budaya: Tebar Science, 2(2), 28–41.
Subair, A. (2018b). Jaringan Perdagangan Senjata Pad Masa Gerakan DI/TII Sulawesi Selatan 1950-1965. Universitas Negeri Makassar.
Suhada, D. I., Rahmadani, D. R., Rambe, M., Fattah, M. A. F., Hasibuan, P. F., Siagian, S., & Wulandari, S. (2022). Efektivitas Para Pelaku Ekonomi dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal Inovasi Penelitian, 2(10), 3201–3208.
Susilo, A., & Wulansari, R. (2021). Perjanjian Linggarjati (Diplomasi dan Perjuangan Bangsa Indonesia Tahun 1946-1947). Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, 10(1), 30–42.
Syani, A. (1995). Sosiologi dan Perubahan Masyarakat: Suatu Interpretasi Kearah Realitas Sosial. Bandung: PT Dunia Pustaka Jaya.
Zulhendra, J. (2021). Hukum Ekonomi Islam Di Indonesia Pada Zaman Kemerdekaan. Normative Jurnal Ilmiah Hukum, 9(2 November), 41–49.
DOI: https://doi.org/10.24071/hv.v3i2.6848
DOI (PDF): https://doi.org/10.24071/hv.v3i2.6848.g3804
Refbacks
- There are currently no refbacks.