CITRA TOKOH PEREMPUAN LAKON “SINTA BOYONG” SEBAGAI REPRESENTASI PEREMPUAN JAWA MASA KINI (WAYANG ORANG SRIWEDARI SURAKARTA)

Dyah Metyawati Nur Afifah(1*),

(1) Universitas Sebelas Maret
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mengungkapan citra tokoh perempuan pewayangan karakter Dewi Sinta dan representasi karakter Dewi Sinta dengen perempuan Jawa masa kini menggunakan pendekatan studi kasus pada pertunjukan Wayang Orang Sriwedari. Salah satu lakonnya berjudul “Sinta Boyong” menggambarkan keteguhan dan kesetiaan seorang istri. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori dari Sugihastuti mengenai citra perempuan dan teori oleh Ardian Kresna pada representasi perempuan Jawa masa kini. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara kepada pemain wayang orang yang memerankan karakter Dewi Sinta. Selanjutnya, data di analisis menggunakan teori Milles dan Huberman meliputi reduksi data, penyajian data, dan memperoleh kesimpulan. Penyajian data menggunakan narasi atau uraian. Hasil kajian ini meliputi dua hal yakni citra tokoh perempuan pewayangan dan representi tokoh perempuan pewayangan dengan perempuan Jawa masa kini. Citra perempuan pewayangan dari aspek fisik berupa tata rias wajah pakel luruh dengan riasan wajah cantik, menggunakan kostum dengan warna-warna gelap sebagai lambang perempuan luruh yang anteb dan anteng, penggunaan suara yang pelan dan tinggi mencerminkan sikap anggun dan lemah lembut. Serta penggambaran gerak dalam antawecana dan gerak tari yang memperlihatkan ketenangan. Selanjutnya citra psikis Dewi Sinta menampilkan kesetiaan seorang perempuan sebagai seorang istri. Psikis Dewi Sinta dipermainkan ketika suaminya tidak percaya bahwa ia menjaga kesucian dirinya. Keteguhan hatinya juga diperlihatkan untuk membuktikan bahwa dirinya masih menjaga kesuciannya dan menuruti keinginan suaminya untuk dibakar. Ketulusannya dapat dilihat hingga pada akhirnya semua doa-doanya diijabah oleh Dewa yang membuktikan bahwa ia berada di jalan yang benar, sehingga hal tersebut membawa Dewi Sinta di boyong kembali ke negara Ayodhya.

Sementara itu, citra sosial ditinjau dari segi sosial dalam keluarga dan masyarakat. Karakter Dewi Sinta dalam lakon Sinta Boyong berperan sebagai istri dalam keluarga dan menjaga martabatnya dan nama baik dirinya juga keluarga. Sementara itu, citra sosial dalam masyarakat memperlihatkan hubungan Dewi Sinta dalam masyarakat memperlihatkan hubungan Dewi Sinta dengan Rahwana sebagai orang yang menculiknya. Tidak pernah sekalipun ia melukai perasaan Rahwana dengan memberontak dan melawan Rahwana dengan cara yang tidak baik. Kekesalan dan kecewaannya disampaikan dengan tegas namun tetap menjaga perasaan Rahwana. Representai Dewi Sinta dengan perempuan Jawa masa kini ialah Dewi Sinta memperlihatkan sosok perempuan Jawa yang anggun, sopan santun, berwibawa tata ucapnya dan dapat menempatkan diri dengan baik dalam masyarakat.

 


Keywords


citra perempuan; wayang orang Sriwedari; perempuan Jawa; pewayangan; representasi

Full Text:

PDF

References


Afidah, Alfi Nur, Tri Mulyono, and Afsun Aulia Nirmala. 2020. “Citra Perempuan Jawa Dalam Novel Garis Perempuankarya Sanie B. Kuncoro Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sma.” Jurnal Wahana Pendidikan 7(2):151. doi: 10.25157/wa.v7i2.3588.

Ariani, Iva. 2016. “Feminisme Dalam Pergelaran Wayang Kulit Purwa Tokoh Dewi Shinta, Dewi Kunti, Dewi Srikandhi.” Jurnal Filsafat 26(2):273–90.

Kresna, Ardian. 2021. Citra Perempuan Jawa Dalam Pewayangan. 1st ed. Yogyakarta: Lontar Mediatama.

Kushendrawati, and Selu Margaretha. 2022. “Wayang Dan Nilai-Nilai Etis: Sebuah Gambaran Sikap Hidup Orang Jawa.” 2(1):105–14.

Paranta, Velia, Alfarabi, and Eka Puspa. 2023. “Citra Perempuan Sebagai Objek Dalam Film Horor.” Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia 8(5):31–41.

Praningrum, Harum Ika. 2021. “Citra Perempuan Pada Cerpen Sepasang Mata Yang Terpenjara Dan Perempuan Itu Pernah Cantik.” Lingua Franca:Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya 5(2):174. doi: 10.30651/lf.v5i2.7075.

Putri, Rimasari Pramesthi, Wahyu Lestari, and Sri Iswidayati. 2015. “Internalisasi Pengajaran Seni Tari Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.” Imaji 7(2):1–7. doi: 10.21831/imaji.v7i2.6637.

Roihanah, Athiyyah Nur, Muyassaroh Muyassaroh, Tri Rizky Ramadhan, Falasifah Falasifah, and Rahmadayani Rahmadayani. 2023. “Citra Perempuan Dalam Drama Satu Babak Awal Dan Mira Karya Utuy Tatang Sontani.” SASTRANESIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 10(4):58. doi: 10.32682/sastranesia.v10i4.2773.

Rosita, Andjelina Putri, and Bambang Sulanjari. 2023. “Citra Perempuan Jawa Dalam Novel Sindhen Padmi Karya Tulus Setyadi: Kajian Feminisme.” Kaloka, Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Daerah 2(1):1–10.

Santosa, Iman Budhi. 2023. Alam Batin Jagat Wayang Cerita-Cerita Dan Moral-Moralnya. Maret. edited by M. A. Fakih. Yogyakarta: DIVA Press.

Sari, Desi Ratna, and Yunus. 2018. “CITRA PEREMPUAN JAWA DALAM NOVEL PENGAKUAN PARIYEM : DUNIA BATIN SEORANG WANITA JAWA KARYA.” Cakrawala Listra: Jurnal Bahasa Sastra Dan Budaya Indonesia 1(1):39–53.

Sugita, I. Wayan, and Tilem I. Gede Pastika. 2022. “Fungsi Seni Pertunjukan Wayang Kulit Bali Lakon Bhima Swarga Dalam Upacara Yadnya.” Jurnal Penelitian Agama Hindu 9843:139–51. doi: 10.37329/jpah.v0i0.1624.

Sulastri. 2020. “Falsafah Hidup Perempuan Jawa.” Sanjiwani: Jurnal Filsafat 10(1):91. doi: 10.25078/sjf.v10i1.1635.

Suliantini, N. W., I. N. Martha, and G. Artawan. 2021. “Citra Perempuan Dalam Antologi Puisi Tubuhmu Selembar Daun Karya Gede Artawan.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia 10(1):113–18.

Yuniarti, Eka Sulis. 2018. “Pendidikan Bagi Perempuan Jawa Pada Abad Ke 19.” Sejarah Dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, Dan Pengajarannya 12(1):30–38.




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v28i2.7347

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Bandar Maulana: Jurnal Sejarah Kebudayaan