Kepulangan Semaoen ke Indonesia pada tahun 1950-an

Aristayanu Bagus Kurniawan(1*), Yerry Wirawan(2),

(1) Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma
(2) Program Studi Sejarah, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini menguraikan proses kembalinya Semaoen ke Indonesia setelah ia menjadi orang buangan akibat penerapan politik Pemerintah Kolonial Belanda pada periode sebelumnya. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia telah mengubah hal paling mendasar dalam kehidupan masyarakat dan membuka peluang baru bagi kaum revolusioner agar dapat kembali pulang untuk bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia terkait program pembangunan serta akuisisi perusahaan-perusahaan yang sebelumnya dimiliki Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda. Dalam penelitian ini juga akan dipaparkan mengenai kehidupan Semaoen pasca ia kembali ke Indonesia dari luar negeri, seperti gerak politik dan ketertarikannya akan pembangunan Indonesia yang berlandaskan nasionalisme. Kembalinya Semaoen ke Indonesia memperkuat rasa nasionalisme dalam dirinya, yang pada periode tersebut cenderung jamak dijuluki komunis sebagai akibat dari peristiwa Gerakan 30 September 1965.


Keywords


Semaoen; nasionalisme; komunisme; revolusioner

References


Arsip

Semaoen. (1962, Maret). Konvensi-rahasia Gerakan Komonis dan Nasional Tahun 1926: Untuk dapat terus hidup dan berdjuang mentjapai Masjarakat Sosialis Indonesia. No. 1-Th. ke-III, 4–5.

Artikel Koran

Een Waarschuwing „Indonesisch geheim verbond met de Sovjet-Unie” Onverschilligheid van het Westen. (1958, Januari 16). Nieuwsblad van het Noorden.

Het Rotterdamsch Parool. (1956, Agustus 3). Het Rotterdamsch parool.

Paard van Troje. (1955, Agustus 11). De Telegraaf.

President Soekarno. (1956, Agustus 11). De nieuwsgier.

Semaoen in Amsterdam. (1923, September 22). De Tribune.

Semaoen Wil Naar Indonesië Terug. (1950, Mei 30). Nieuwe Courant.

Zutphens Dagblad. (1959, Agustus 17). Zutphens dagblad.

Jurnal

Efimova, L., & McVey, R. (2011). Stalin and the New Program for the Communist Party of Indonesia. Indonesia, 2011, 131–163.

Glassburner, B. (1962). Economic Policy-Making in Indonesia, 1950-57. Economic Development and Cultural Change, 10(2), 113–133.

Jaffrelot, C. (2013). Nation-Building and Nationalism: South Asia, 1947–90. Dalam J. Breuilly (Ed.), The Oxford Handbook of the History of Nationalism (hlm. 0). Oxford University Press.

Nordholt, H. S. (2011). Indonesia in the 1950s: Nation, modernity, and the post-colonial state. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, 167(4), 386–404.

Buku

Kersten, C. (2018). Mengislamkan Indonesia: Sejarah peradaban Islam di Nusantara. BACA.

Lembaga Sedjarah PKI. (1961). Pemberontakan Pertama November 1926: Pemberontakan Pertama di Indonesia (1926). Jajasan Pembaruan.

Noer, D. (2017). Biografi Politik – Mohammad Hatta – Kompas Gerai (Vol. 1). Kompas.

Semaoen. (1957). Uranium Indonesia dalam Zaman Atom: Kiamat Bikinan. Puspa Baru.

Semaoen. (1962, Maret). Konvensi-rahasia Gerakan Komonis dan Nasional Tahun 1926: Untuk dapat terus hidup dan berdjuang mentjapai Masjarakat Sosialis Indonesia. No. 1-Th. ke-III, 4–5.

Semaoen. (2000). Penuntun Kaum Buruh (1920). Jendela.

Semaoen. (2014). Hikayat Kadiroen: Semaoen. Diandra Kreatif & Octopus.

Soewarsono. (2000). Berbareng bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaoen. LKiS Yogyakarta.

Teuku Reza Fadeli. (2020). Nuklir Sukarno: Kajian Awal atas Politik Tenaga Atom Indonesia 1958-1967 – Marjin Kiri Publisher. Marjin Kiri.




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v28i1.7227

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Bandar Maulana