Tradisi tumpengan: simbol kehidupan masyarakat Jawa
(1) Program Studi Pendidikan Sejarah, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia, Pacitan, Jawa Timur
(2) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Persatuan Guru Republik Indonesia, Pacitan, Jawa Timur
(3) Program Studi Adab, Fakultas Adab, Dakwah dan Ushuludin, Universitas Islam Negeri Sayid Ali Rahmatullah, Tulungagung, Jawa Timur
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini membahas tentang tradisi tumpengan yang ada di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa. Tradisi ini mengandung filosofis dan makna yang sangat dalam. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi maupun acuan dalam pembelajaran, khususnya mengenai tema- tema budaya maupun sejarah lokal. Selain itu, juga diharapkan dapat menjadi materi dalam seminar nasional yang diikuti oleh para budayawan dan sejarawan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis. Secara garis besar penelitian historis meliputi empat langkah yaitu, heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi tumpengan merupakan salah satu bentuk budaya yang memiliki nilai filosofis tinggi, baik dalam segi kehidupan sosial maupun secara religius. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melestarikan tradisi tumpengan dalam kehidupan bermasyarakat.
Kata kunci: budaya, tumpengan
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Buku, Artikel, dan Disertasi
Amin, Muhammad Risalul dkk. (2022).
“Menyelami Budaya Membaca Sejarah Desa Penataran dan Konstruksi Identitas”, dalam Jurnal Penelitian Baksooka, Pacitan: Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan.
Dalyono. (2007). Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Rineka Cipta.
Gottschalk, Louis. (1983). Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Huen, P. Lim Pui dkk. (2000). Sejarah Lisan Di Asia Tenggara, Teori dan Metode. Jakarta: Pustaka LP3ES.
Pianto, Heru Arif. (2022). “Eksistensi Budaya Megengan Dalam Kuatnya Gempuran Arus Gelombang Modernisasi Di Pacitan”, dalam Jurnal Penelitian Ilmiah Baksooka, Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan, Nomor 1, V olume 1.
Rochmat, Saefur. (2009). Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial. Jakarta: Graha Ilmu, 2009.
Wahyudi, Sarjana Sigit. (2005). “Perkebunan Tebu dan Perubahan Sosial di Karesidenan Surabaya 1890-1937”, Disertasi, Yogyakarta: Program Doktor dalam Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Kartodirdjo, Sartono. (1982). Pemikiran dan
Perkembangan Historiografi Indonesia: Widya, IG. (1998). Pengantar Ilmu Sejarah,
Sebuah Alternatif. Jakarta: Gramedia. Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. _____. (1999). Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Bentang.
Marihandono, Djoko. (2008). Titik Balik
Historiografi di Indonesia. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Sejarah Dalam Perspektif Pendidikan. Semarang: Satya Wacana.Huen, P. Lim Pui dkk. (2000). Sejarah Lisan Di Asia Tenggara, Teori dan Metode. Jakarta: Pustaka LP3ES.
DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v27i1.5807
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Bandar Maulana