Siantan: daerah pelarian politik dan pusat bajak laut abad XVIII

Dedi Arman(1*),

(1) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini membahas tentang peran Siantan (Anambas), Kepulauan Riau pada abad XVIII sebagai daerah pelarian politik dan pusat aktivitas bajak laut atau lanun. Penulisan menggunakan metode sejarah dan studi kepustakaan. Sejumlah bangsawan dari Kesultanan Siak, Kesultanan Palembang, dan bangsawan Bugis dari Luwu hijrah ke Siantan setelah kalah dalam perebutan kekuasaan di negerinya. Di Siantan, penguasa yang tersingkir ini menyusun kekuatan kembali untuk merebut kekuasaan. Keberadaan orang laut menjadi kekuatan utama untuk menguasai lautan dan melakukan perompakan di Laut Cina Selatan serta wilayah lain. Selain politis, aksi perompakan juga bermotif ekonomi untuk mencari kekayaan. Ikatan perkawinan menjadi sarana yang ampuh dalam mempererat hubungan antara para penguasa pendatang dengan penduduk Siantan.

Kata kunci: Siantan, bajak laut, area pelarian politik


References


Buku dan Artikel

Barnard, P. Timothy. 2003. Pusat Kekuasaan

Ganda, Masyarakat, dan Alam Siak & Sumatra Timur 1674-1827. Jakarta: KITLV Press.

Evawarni, & Galba Sindu. 1993/1994. Silsilah Melayu Bugis. Tanjungpinang: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional.

Ahmad, Jasni. 2016. “Bugis di Kedah 1600- 1800: Suatu Tinjauan Awal”, dalam Prosiding Seminar Generating Knowledge Through Research, UUM-UMSIDA.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Lapian, B. Adrian. 2011. Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut: Sejarah Kawasan Laut Sulawesi Abad XIX. Jakarta: Komunitas Bambu.

Matheson, Hooker Virginia. 1998. Tuhfat al Nafis. Kuala Lumpur: Yayasan Karyawan dan Dewan Bahasa dan Pustaka.

Miswanto (dkk.). 2018. “Pola Interaksi Sosial Suku Laut di Desa Air Sena, Kecamatan Siantan Tengah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepri”, dalam Jurnal Handep, Vol. 2, No. 1, Desember 2018.

Dedi Arman - Siantan: Daerah Pelarian Politik dan Pusat Bajak Laut Abad XVIII. 57

Rahmat, Syahrul. 2019. “Bugis di Kerajaan Melayu: Eksistensi Orang Bugis dalam Pemerintahan Kerajaan Johor-Riau- Lingga-Pahang”, dalam Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 2, No. 1, Juni 2019.

Rohana, Sita. 2009. Kain Cual Bangka. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni, dan Film, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Sari, Frawita. 2015. “Sistem Kekerabatan Sosial Masyarakat dalam Penggunaan Gelar Kebangsawanan Yang dan Abang di Kota Muntok, Kepulauan Bangka (1734-1816)”, dalam Jurnal Crikserta, Vol. 4, No. 8, Agustus 2015.

Swastiwi, Anastasia Wiwik. 2018. Perdagangan dan Ekonomi Maritim di Kepulauan Anambas Abad XIX-XX. Tanjungpinang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri.

Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor.

Situs web

kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/kis ah-raja-ismail-bajak-lautpenguasa-laut- cina-selatan-1745 1781/diakses 21 Juni 2020 pukul 20.00 WIB




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v27i1.5806

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Bandar Maulana