Pola Intrinsik dan Subgenre Horor dalam Utas Horror Twitter Indonesia Periode 2019—2022

Kristophorus Divinanto Adi Yudono, Agustinus Djokowidodo

Abstract


Utas KKN di Desa Penari menjadi penanda popularitas utas horor Indonesia pada media sosial. Sejak utas tersebut muncul di tahun 2019, hingga saat ini produksi utas horor terus berlangsung di media sosial Twitter. Penelitian dilakukan dengan tujuan 1) mendeskripsikan pola nilai intrinsik dan 2) mendeskripsikan subgenre horor utas horor Indonesia yang dipublikasi pada media sosial Twitter periode 2019-2022. Objek penelitian adalah utas horor Indonesia. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari utas horor yang terpublikasi pada media soial Twitter selama tiga tahun, yakni sejumlah 185 utas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pola intrinsik pada utas horor selama tiga tahun terakhir, dengan persamaan tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan nilai moral, Pola tema utas horor adalah tema pesugihan dan santet. Pola alur adalah alur maju. Pola tokoh dan penokohan adalah orang berumur yang memahami ilmu magis. Pola latar yakni kengerian di malam hari, dengan persamaan latar tempat pada tempat yang ditinggalkan, serta latar belakang sosial berupa kebutuhan pemenuhan kesejahteraan hidup. Sudut pandang yang selalu digunakan adalah sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama pada cerita. Nilai moral yang senantiasa muncul pada utas horor tiga tahun terakhir adalah kebergantungan manusia terhadap alam. Pola subgenre horor yang dominan dalam utas horor tiga tahun terakhir adalah subgenre horor occult atau okultis. Subgenre horor ini adalah subgenre horor yang bertemakan pengusiran setan.


Keywords


utas horor; pola intrinsik; subgenre; Indonesia

Full Text:

PDF

References


Afandi, A. (2016). Kepercayaan animisme-dinamisme serta adaptasi kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli di Pulau Lombok-NTB. Jurnal Historis, 1(01), 1–9. https://doi.org/10.31764/historis.v1i1.202

Aguirre, M. (2014). Thrilled with cilly horror: A formulatic pattern in gothic fiction. Warsaw: Studia Anglica Posnaniensia. https://doi.org/10.2478/stap-2014-0010

Ahmadi, A. (2013). Legenda hantu kampus di Surabaya: Kajian folklor hantu (ghostlore) kontemporer. Bunga Rampai Foklor Nusantara Hakikat Bentuk dan Fungsi. Ombak.

Al-Alami, Suhair. (2019). Point of view in narrative. Theory and Practice in Language Studies, 9(8), 911-916. https://doi.org/10.17507/tpls.0908.03

Aminuddin. (2018). Pengantar apresiasi karya sastra. Sinar Baru Algensindo.

Ardayati., A. R. (2017). An analysis of the intrinsic elements and moral values in Tetsuko Kuroyanagi’s novel “Totto Chan: The Little Girl At The Window’’. English Community Journal,1(2), 65–68. https://doi.org/10.32502/ecj.v1i2.779

Bahri, Wardiah. D, & Fitriani, Y. (2021). Analysis of the facts of stories and literary tools in a collection of short stories For The Girl Dancing In The Rain by Dewi Q. A'yun, et al. [Makalah Presentasi]. International Conference on Education Universitas PGRI Palembang (INCoEPP 2021). 308-316. https://dx.doi.org/10.2991/assehr.k.210716.057

Candria, M. (2020). Tabula rasa, point of view, and the ideology of feminism. ANUVA, 4(1), 33–41. https://doi.org/10.14710/anuva.4.1.33-41

Cotte, Simmon. (2022). Watching murder. Routledge.

Hapsoro, Y. S. (2019). Menguak cerita horor karya Eka Kurniawan dalam Kumpulan Budak Setan: Sebuah kajian formula. Kelasa, 14(2), 223–242. https://doi.org/10.26499/kelasa.v14i2.8

Leong, K. Y. (2021). Keepers of the grave: Ritual guides, ghosts, and hidden narratives in Indonesian history. Space and Culture, 25(2), 295–208. https://doi.org/10.1177/12063312211063087

Martinez, A. C., & Morilla, P. D. (2021). Twitterature: Telling stories with the threads and resources of Twitter. OCNOS, 20(1), 82–95. http://dx.doi.org/10.18239/ocnos_2021.20.1.2481

Mashuri. (2018). The pesugihan stories in Java pattern of literary kinship and tex-contex paradox. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.

McAndrew, F. T. (2019). The psychology, geography, and architecture of horror: How places creep us out. Evolutionary Studies in Imaginative Culture, 4(2), 47–52. http://dx.doi.org/10.26613/esic.4.2.189

Noell, C. (1990). Philosophy of horror or paradoxes of the heart. Routledge.

Nurgiyantoro, B. (2015). Teori pengkajian fiksi. Gadjah Mada University Press.

Prohászková, V. (2012). The genre of horror. American International Journal of Contemporary Research, 2(4), 132–142.

Strinanti, D. (2000). An introduction to studying popular culture. Routledge.

Yulfani, A., & Rohmah, H. H. (2021). An analysis of the intrinsic elements and moral values in bad genius movies [Makalah Presentasi]. International Conference on Education of Suryakancana 2021 (hlm. 383-393). https://doi.org/10.35194/cp.v0i0.1375




DOI: https://doi.org/10.24071/sin.v17i1.5414

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Kristophorus Divinanto Adi Yudono

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
Sintesis by https://e-journal.usd.ac.id/index.php/sintesis is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Sintesis

View My Stats Sintesis