Puisi dan protes: Membongkar penindasan dan identitas poskolonial dalam puisi-puisi Okot p’Bitek dan Wiji Thukul

Yolenta Oktovia Mahuze(1), Novita Dewi(2*),

(1) 
(2) Sanata Dharma University
(*) Corresponding Author

Abstract


Aktivisme politik dan pilihan gaya dalam puisi Okot p’Bitek dan Wiji Thukul perlu diperbandingkan. Kedua penyair memanfaatkan puisi dan terlibat dalam aktivisme politik untuk menyampaikan pesan-pesan sosial di Uganda dan Indonesia. Artikel ini mengkaji secara komparatif kualitas artistik setiap penyair dalam menggarap tema-tema umum seperti penindasan, perlawanan, dan identitas. Metode pembacaan dilakukan dalam dua tahap, pertama, analisis stilistika, dan kedua, analisis kontekstual dengan terang teori poskolonial untuk menjelaskan aksesibilitas dan pengaruh puisi kedua penyair dalam iklim sosio-politik di kedua negara. Ketiga puisi yang dibahas yaitu “Suara dari Rumah-Rumah Miring” dan “Nyanyian Akar Rumput” oleh Wiji Thukul serta puisi “The Buffaloes of Poverty Knock the People Down” dari Song of Lawino karya Okot p’Bitek. Temuan kajian ini adalah pemahaman yang lebih mendalam mengenai dampak budaya dan warisan sastra dari kedua penyair berpengaruh ini.


Keywords


aktivisme politik; konteks budaya; puisi

Full Text:

PDF

References


Azizah, R. N., & Marfina, E. (2023). Analisis gaya bahasa kiasan dalam kumpulan puisi Ketika Rakyat Pergi karya Wiji Thukul. Suara Bahasa: Jurnal Bahasa dan Sastra, 1(02), 103—116. https://journal.eduartpia.id/index.php/suarabahasa/article/view/31

Echendu, F. N., & Ogunyemi, C. B. (2014). Okot p'Bitek's Song of Lawino: Singing About the Right of Present African Women. Journal of Language and Communication, 1(1), 9—15. https://www.researchgate.net/profile/Christopher-Ogunyemi/publication/356541692_Okot_P'_Bitek's_Song_of_Lawino_Singing_About_the_Right_Of_Present_African_Women/links/619ffc0facc0bc46c116d043/Okot-P-Biteks-Song-of-Lawino-Singing-About-the-Right-Of-Present-African-Women.pdf

Gabriel, B. (2018). Contemporary human manners as reflected in East African Poetry: A tri-model characters in Okot p’Bitek’s Song of Lawino. International Journal of English Literature and Social Sciences, 3(1), 239—266. https://dx.doi.org/10.22161/ijels.3.1.8

Heron, G. A. (1989). Dalam Okot p’Bitek. Song of Lawino and Song of Ocol (pp. 1-33). East African Educational Publisher. http://archive.org/details/songoflawinosong0000pbit

Iskarna, T. (2011). Kompleksitas poskolonial dalam puisi “Nyanyian Lawino” karya Okot P’bitek. Adabiyyat, 10(2), 260—281. http://ejournal.uin-suka.ac.id/adab/Adabiyyat/article/view/731

Iskarna, T. (2018). The Relation between Christianity and colonialism in Ngugi Wa Thiong’o’sThe River Between. Journal of Language Literature, 18, 184—93. https://ejournal.usd.ac.id/index.php/JOLL/article/view/1596

P’Bitek, O. (1989). Song of Lawino and Song of Ocol. East African Educational Publisher.

Mahuze, Y. O., & Dewi, N. (2024). Decolonizing gender dynamics: Reclaiming Lawino’s voice in Okot p’Bitek’s Song of Lawino. Indonesian Journal of English Language Studies (IJELS), 10(2), 65—73. https://e-journal.usd.ac.id/index.php/IJELS/article/view/9129/4259

Maramis, M. R., & Mulyaningsih, I. (2023). Penggunaan gaya bahasa dalam Nyanyian Akar Rumput kumpulan lengkap puisi Wiji Thukul (Tinjauan Stilistika). ANUFA, 1(2), 189—200. https://www.anufa-ikaprobsi.org/index.php/anufa/article/view/43

Muriyana, T. (2022). Kajian sastra bandingan: Perbandingan aspek citraan (imagery) dan makna dalam puisi ‘Peringatan’ karya Wiji Thukul dengan puisi ‘Caged Bird’ karya Maya Angelou. ENGGANG: Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, Seni, dan Budaya, 2(2), 217—227. https://doi.org/10.37304/enggang.v3i1.4946

Nesti, M. R., & Pendri, A. (2023). Nilai kebebasan sebagai wujud protes dalam puisi karya Wiji Thukul dan Chairil Anwar: Kajian analisis break. GERAM: Gerakan Aktif Menulis, 11(2), 90-101. https://doi.org/10.25299/geram.2023.vol11(2).15432

Nurmalita, R. (2022). Wiji Thukul: From A-Z. Penerbit Anak Hebat Indonesia.

Oktiviani, Y., Ezlyn, N., & Setiawa, H. Irham. (2022). Ideologi dan cerminan kondisi sosial masyarakat dalam puisi “Di Tanah Negeri Ini Milikmu Cuma Tanah Air” dan “Aku Masih Utuh dan Kata-Kata Belum Binasa” karya Wiji Thukul: Analisis stilistika kritis. Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya, 6(3), 938—953. file:///C:/Users/USD/Downloads/5905-26085-1-PB.pdf

Olivia, H. M., & Salim, M. N. (2020). Mimikri dalam puisi hari itu aku akan bersiul siul karya Wiji Thukul (kajian poskolonial). Literasi: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia serta Pembelajarannya, 4(2), 119—126. http://dx.doi.org/10.25157/literasi.v4i2.3714

Sachran, A., Azis, A., & Agussalim AJ, A. (2021). Antikapitalisme dalam antologi puisi “Nyanyian Akar Rumput” karya Wiji Tukul dan kontribusinya terhadap pembelajaran puisi di SMA kelas x (analisis wacana kritis). Indonesian Journal of Social and Educational Studies, 2(1), 71—84. https://doi.org/10.26858/ijses.v2i1.22440

Saragih, D. K., & Rohman, A. (2023). Nilai kemanusiaan dalam kumpulan puisi Nyanyian Akar Rumput karya Wiji Thukul (kajian sosiologi sastra). SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(7), 2671—2677. https://doi.org/10.55681/sentri.v2i7.1139 Thukul, W. (2014). Nyanyian akar rumput. PT Gramedia Pustaka Utama.

Zakarias, V. C., Athira, S., & Azmin, G. G. (2021). Kritik sosial dalam puisi Dari Catatan Seorang Demonstran (Taufiq Ismail) dan puisi Sikap (Wiji Thukul). Seulas Pinang : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 3(2), 18—24. https://doi.org/10.30599/spbs.v3i2.1068

Zulkifli, A., Suryono, S.J., Setiadi. Editor. (2023). Wiji Thukul: Teka-teki Orang Hilang. Kepustakaan Populer Gramedia.




DOI: https://doi.org/10.24071/sin.v18i2.10191

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Novita Dewi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons License
Sintesis by https://e-journal.usd.ac.id/index.php/sintesis is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Sintesis

View My Stats Sintesis