Peran Epikeia sebagai Keutamaan yang Menuntun Diskresi Moral
(1) Universitas Sanata Dharma
(2) Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma
(*) Corresponding Author
Abstract
In present times, many ecclesiastical laws are difficult to understand. This also has an impact on its application. There are some rules that are difficult to apply in certain situations. This is due to context mismatch; laws formulated based on a particular context are applied to a different context. The main question of this article is whether there is an appropriate way or norm to guide the understanding and application of rules that are sometimes out of context? How to overcome the tension between law and reality or law and moral subjects? Library research will be used to answer these questions. The library method is a series of activities related to collecting library data, reading and recording and processing research materials. According to Thomas Aquinas, Epikeia is a virtue related to the virtue of legal justice. Epikeia as a virtue will help us in applying relevant moral norms in concrete situations. This virtue comes to the rescue of the moral agent especially when he is faced with a conflict between the essence of the law or written rules.
Abstrak
Hukum Gereja hingga saat ini sering kali masih sulit untuk dipahami. Hal ini berdampak juga pada pengaplikasiannya. Terdapat beberapa aturan yang sulit untuk diaplikasikan dalam situasi tertentu. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian konteks karena hukum yang diformulasikan berdasarkan konteks tertentu, diaplikasikan pada konteks yang berbeda. Pertanyaan pokok artikel ini adalah apakah ada cara atau norma yang tepat untuk menjadi pedoman dalam memahami dan mengaplikasikan aturan yang terkadang tidak kontekstual? Bagaimana cara mengatasi ketegangan antara hukum dan realitas atau hukum dan subjek moral? Metode kepustakaan atau Library research akan digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Metode kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelolah bahan penelitian. Menurut Thomas Aquinas, Epikeia adalah sebuah keutamaan yang berkaitan dengan Keutamaan keadilan hukum. Epikeia sebagai keutamaan akan membantu kita dalam mengaplikasikan norma moral yang relevan dalam siatuasi konkret. Keutamaan ini hadir untuk menyelamatkan agen moral terutama ketika ia dihadapkan pada konflik antara esensi hukum atau aturan yang tertulis.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Arum, Giovanni Aditya. “Konsep Keadilan (Iustitia) Perspektif St. Thomas Aquinas Dan Relevansinya Bagi Pemaknaan Sila V Pancasila.” Lumen Veritatis: Jurnal Filsafat dan Teologi 10, no. 1 (October 1, 2019): 23–44.
DARSI, Don Bosco. “Epikeia and Grsadualness: Effective Tools for Discernment and Mercy in a Contemporary Pastorally Oriented Ethics.” Katholieke Universiteit Leuven Faculty of Theology and Religious Studies, 2019.
Fransiskus, Amoris Laetitia, diterjemahkan oleh Komisi Keluarga KWI dan Couple for Christ Indonesia, Jakarta: Dep Dokpen KWI, 2018
F. Keenan, James. A History of Catholic Moral Theology in the Twentieth Century. London: Continuum, 2010.
———. “Moral Discernment in History.” Theological Studies 79, no. 3 (2018): 668–679.
Faiz, Pan Mohamad. “Teori Keadilan John Rawls.” Jurnal Konstitusi 6 (2009).
Kevin L. Flannery, S.J., and Thomas V. Berg. “Amoris Laetitia, Pastoral Discernment, and Thomas Aquinas.” Nova et vetera 16, no. 1 (2018): 81–111.
Kohlberg, Lawrence. “Tahap-Tahap Perkembangan Moral, Terj. John de Santo dan Agus Cremers.” Yogyakarta: Kanisius, 1995.
Kriswanta, G. “Panitia Patoral Kemurahan Rohani Keuskupan Agung Semarang” (2017).
Manna, Nibras Syafriani, Shinta Doriza, and Maya Oktaviani. “Cerai Gugat: Telaah Penyebab Perceraian Pada Keluarga di Indonesia.” Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Humaniora 6, no. 1 (2021): 11-21
Miller, Bruce. “Understanding and Implementing Amoris Laetitia Chapter VIII.” Anuario Argentino de Derecho Canonico XXIII (2017): 371–402.
Paulus II, Paus Yohanes. Redemptoris Missio: Tugas Perutusan Sang Penebus. Jakarta: Dokpen KWI, 1995.
Petra, Basilio. “From Familiaris Consortio to Amoris Laetitia Continuity of the Pastoral Attitude and a Step Forward.” INTAMS (2016).
Ratzinger, Joseph. Zur Frage Nach Der Unauflöslichkeit Der Ehe: Bemerkungen Zum Dogmengeschichtlichen Befund Und Zu Seiner Gegenwärtigen Bedeutung. München: Kösel-Verlag, 1972. Accessed August 23, 2024.https://www.pathsoflove.com/texts/ratzinger-indissolubility-marriage/.
Rubiyatmoko, R. “Panitia Pastoral Keluarga.” Orientasi Baru 12 (1999): 159–69.
Virt, Günter. “Moral Norms and the Forgotten Virtue of Epikeia in the Pastoral Care of the Divorced and Remarried.” Melita Theologica 63/1 (2013): 17–34.
Wales, Sean. “Communion for the Divorced and Rearried?” Asian Horizons 7 (2013): 188–203.
Wibowo, Thomas A. “Pemberian Kemurahan Rohani Komuni Bagi Pasangan Yang Berpisah Dan Menikah Kembali.” Sanata Dharma, 2018.
Yoahens Paulus II, Familiaris Consortio, diterjemahkan oleh R. Hardawirya, SJ, Jakarta: Dep Dokpen KWI 1993
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/01/kasus-perceraian-di-indonesia-melonjaklagi-pada-2022-tertinggi-dalam-enam-tahun-terakhir
DOI: https://doi.org/10.24071/jt.v13i02.8587
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Indexed and abstracted in:
P-ISSN: 2302 - 5476 (Validity starting Volume 2012-10-05)
E-ISSN: 2579 - 3934 (Validity starting Volume 6, No. 1, Mei 2017)
Jurnal Teologi (Journal of Theology) by Faculty of Theology Sanata Dharma University
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.