Rethinking on Parochial Ministries Today

St. Gitowiratmo

Abstract


Karya pelayanan Gereja tampak paling jelas dalam pelayanan teritorial yang secara tradisional disebut Paroki. Di banyak Keuskupan di seluruh dunia, pelayanan paroki menjadi karya andalan tetapi sekaligus juga menjadi lembaga pelayanan yang lama kelamaan membeku dalam suatu model pelayanan yang seragam. Paradigma pelayanan parokial yang dihidupi di banyak paroki dan menggantungkan pada satu figur pastor paroki menjadikan karya pelayanan itu terasa mandeg. Tulisan ini yang dilengkapi dengan sharing pengalaman pastoral di Keuskupan Agung Semarang- mengajak pembaca terutama yang sudah berkecimpung dalam karya-karya parokial untuk berfikir ulang sekaligus kreatif demi menjaga agar karya parokial tidak stagnan dan membeku dalam pelayanan yang stereotip. Salah satu ide pokok dalam tulisan ini adalah berpastoral dengan menggunakan data. Data yang dimaksudkan di sini adalah segala macam informasi yang diperlukan oleh petugas pastoral (baik pastor maupun partisipan pastoral lainnya) untuk mengembangkan karya pastoral secara kontekstual. Kontekstualisasi pelayanan yang dimaksud di sini terkait dengan keadan hidup sosial dan budaya orang-orang Asia yakni: isu kemiskinan, kondisi multikultural dan plualitas agama. Dalam konteks semacam itu, sudah saatnya para pelaku pastoral, terutama mereka yang terkait dengan paroki sebagai basis teritorial umat beriman, berpikir lanjut mengenai karya pelayanan pastoralnya.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.