PERAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DI DALAM MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI INKLUSIVITAS SISWA-SISWI KATOLIK DI SMU NEGERI YOGYAKARTA
(1) Sanata Dharma University, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
1\!juan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) sudah membantu siswa-siswi Katolik di SMU Negeri Yogyakarta untuk mengembangkan nilai-nilai inklusivitas di dalam diri mereka. Nilai-nilai inklusivitas yang diteliti mencakup aspek
kognitif (awareness), aspek afektif dan aspek praksis alau dialog. Penelitian ini berbentuk survey dengan mengajukan kuesioner sebanyak 45 items kepada siswa-siswi Katolik yang berisikan pernyataan-pernyalaan dari ketiga aspek inklusivitas tersebul. Sampel penelitian ini adalah 33 siswa-siswi Katolik di SMU Negeri I dan SMU Negeri 2 Sleman, Yogyakarta. Selain menggunakan kuesioner, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara, yakni kepada Kepala Sekolah, Guru Agama Katolik dan responden. Hasil penelitian menunjukkan: (I) siswasiswi belum memiliki kesadaran pentiugnya mengembangkan dan mewujudkan nilai-nilai inklusivitas; (2) PAK di SMU kurang dapat membimbing siswa-siswi untuk mengembangkan nilai-nilai inklusivitas, terutama dalam aspek praksis; (3) keteladanan orang tua, tokoh-tokoh agama dan masyarakat serta kearifan lokal dalam budaya setempat lebih membantu siswasiswi mengembangkan nilai-nilai inklusivitas daripada mala pelajaran PAK. Rekomendasi yang diberikan penulis dalam penelitian ini bahwa PAK perin didukung dengan adanya kultur sekolah yang inklusif yang menjamin terbentuknya relasi lintas iman yang mengembangkan nilai-nilai inklnsivitas siswa-siswi.
kognitif (awareness), aspek afektif dan aspek praksis alau dialog. Penelitian ini berbentuk survey dengan mengajukan kuesioner sebanyak 45 items kepada siswa-siswi Katolik yang berisikan pernyataan-pernyalaan dari ketiga aspek inklusivitas tersebul. Sampel penelitian ini adalah 33 siswa-siswi Katolik di SMU Negeri I dan SMU Negeri 2 Sleman, Yogyakarta. Selain menggunakan kuesioner, penelitian ini juga menggunakan metode wawancara, yakni kepada Kepala Sekolah, Guru Agama Katolik dan responden. Hasil penelitian menunjukkan: (I) siswasiswi belum memiliki kesadaran pentiugnya mengembangkan dan mewujudkan nilai-nilai inklusivitas; (2) PAK di SMU kurang dapat membimbing siswa-siswi untuk mengembangkan nilai-nilai inklusivitas, terutama dalam aspek praksis; (3) keteladanan orang tua, tokoh-tokoh agama dan masyarakat serta kearifan lokal dalam budaya setempat lebih membantu siswasiswi mengembangkan nilai-nilai inklusivitas daripada mala pelajaran PAK. Rekomendasi yang diberikan penulis dalam penelitian ini bahwa PAK perin didukung dengan adanya kultur sekolah yang inklusif yang menjamin terbentuknya relasi lintas iman yang mengembangkan nilai-nilai inklnsivitas siswa-siswi.
Keywords
Pendidikan Agama, Pendidikan Agama Katolik, nilai-nilai inklnsivitas, siswa-siswi Katolik
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.