SPIRITUAL EXERCISES, SACRAMENTAL IMAGINATION, AND AESTHETIC PEDAGOGY

Abstract

How can we relate the experience of encountering God during the Spiritual Exercises and our experiences after we return to our daily life? Juxtapositioning the two, we can find that sacramental imagination is the bridge between the Spiritual Exercises and the realities of daily life. The Spiritual Exercises provide us with the methodology to make our sacramental imagination alive. It is also this sacramental imagination that we relive every time we participate in a sacramental celebration. In the Spiritual Exercises, through applying our sacramental imagination, we are invited to engage with the development of our commitment to God. The level of awareness in this regard will be an indicator for the flourishing of our aesthetic self. Similarly, in the life of the sacraments of the Church, our polished and trained sacramental imagination will guide us to see the beauty of becoming a person ever more committed to the love of God and others.

Bagaimana kita dapat membuat pengalaman berpartisipasi dalam Latihan Rohani berbuah di dalam kenyataan kehidupan sehari-hari? Dengan metode jukstaposisi, kita dapat menemukan bahwa imajinasi sakramental adalah jembatan antara Latihan Rohani dan realitas kehidupan kita sehari-hari. Latihan Rohani menyediakan metodologi untuk membuat imajinasi sakramental kita menjadi hidup. Imajinasi sakramental inilah yang kita hidupkan kembali setiap kali kita berpartisipasi dalam berbagai perayaan sakramental. Dalam Latihan Rohani kita diundang untuk terlibat melalui penerapan imajinasi sakramental ke dalam pengembangan komitmen kita kepada Tuhan. Tingkat kesadaran dalam komitmen inilah yang akan menjadi indikator bagi perkembangan diri estetis kita. Demikian pula, dalam menghidupi berbagai sakramen Gereja, imajinasi sakramental kita yang terasah dan terlatih lewat Latihan Rohani akan menuntun kita untuk mengapresiasi nilai estetis dalam menjadi pribadi yang semakin berkomitmen dalam kasih kepada Allah dan sesama.