Implementasi Nilai Kearifan Lokal Pura Gunung Kawi dalam Proses Pembelajaran Sejarah
(1) Universitas Negeri Semarang
(2) Universitas Negeri Semarang
(3) Universitas Negeri Semarang
(4) Universitas Negeri Semarang
(5) Universitas Negeri Semarang
(6) Universitas Negeri Semarang
(7) Universitas Negeri Semarang
(*) Corresponding Author
Abstract
Pura Gunung Kawi adalah kompleks candi Hindu bersejarah di Bali yang mencerminkan kearifan lokal dan sejarah. Artikel ini membahas nilai-nilai tersebut serta potensinya dalam pembelajaran sejarah, menggunakan pendekatan kualitatif dan berbagai metode penelitian. Kisah legendaris Kebo Iwa yang mahir memahat batu menambah dimensi mistis pada sejarah candi ini. Kompleks ini, dengan sepuluh candi yang dilengkapi dengan makam dan ceruk pertapaan, mencerminkan struktur sosial dan kepercayaan spiritual masyarakat masa lampau. Selain sebagai tempat ibadah dan wisata, Pura Gunung Kawi juga berperan dalam perekonomian lokal melalui perdagangan suvenir. Kompleks ini juga menjadi sumber pengetahuan dan subjek penelitian bagi pelajar yang tertarik pada sejarah dan budaya Bali. Pembelajaran sejarah dapat memanfaatkan nilai-nilai kearifan lokal Pura Gunung Kawi untuk meningkatkan kesadaran dalam berpikir sejarah dan kecintaan terhadap budaya bangsa. Dengan menghargai nilai-nilai spiritual, budaya, dan seni di Pura Gunung Kawi, diharapkan dapat memperkuat integrasi budaya lokal dan pemahaman kearifan nenek moyang bagi generasi muda.
Full Text:
PDFReferences
Bagus, A. G., & Prihatmoko, H. (2017, March). Kearifan lokal dalam pembangunan kompleks Candi Gunung Kawi. In Forum Arkeologi (Vol. 29, No. 2, pp. 112).
Brown, Percy. 1959. Indian Architecture: Buddhist and Hindu Periods. Bombay: D. B. Taraporevala Sons & Co Suantika, I Wayan. 1989. ”Segara Gunung, Hubungannya dengan Bangunan Suci di Bali.” Dalam Proceedings Pertemuan Ilmiah Arkeologi V: II.A. Kajian Arkeologi Indonesia, disunting oleh Noerhadi Magetsari, Bambang Sumadio, Nurhadi, Hariani Santiko, dan R.P. Soejono, 319-333. Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia
Dewi, N. P. N. (2023). CANDI TEBING GUNUNG KAWI SEBAGAI OBJEK WISATA SEJARAH DI KABUPATEN GIANYAR: GUNUNG KAWI CLICK TEMPLE AS A HISTORIC TOURISM OBJECT IN GIANYAR REGENCY. Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial, 4(1), 50-59.
Dita, A., AA, N., & Mayun, A. (2018). A Magnificent Of Sculpture “Candi Tebing Gunung Kawi”.
Gde Bagus, A. ., & Prihatmoko, H. (2017). Kearifan Lokal Dalam Pembangunan Kompleks Candi Gunung Kawi. Forum Arkeologi, 29(2), 105.
INDONESIA, P. R. (2006). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Indrawan, I. P. O., Sudirgayasa, I. G., & Wijaya, I. K. W. B. (2020). Integrasi kearifan lokal Bali di dunia pendidikan. Prosiding Webinar Nasional Universitas Mahasaraswati Denpasar 2020.
Jayanegara, I. N., & Setiawan, I. N. A. F. KAPITA SELEKTA CITRALEKA DESAIN.
Jayanegara, I. N., Setiawan, I. N. A. F., Noorwatha, I. K. D., Wasista, I. P. U., Udayana, A. A. G. B., Julianto, I. N. L., ... & Mahendra, G. S. (2021). Kapita Selekta Citraleka Desain 2021: Desain pada Era New Normal.
Kantina, I. K. A. D. (2020). Pura Tirta Empul: antara tempat suci versus destinasi wisata komersial (kasus komodifikasi Pura Khayangan di Desa Manukaya Tampak Siring, Gianyar Bali) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Muliastrini, N. K. E., & Rahayuni, I. G. A. A. (2023). KEARIFAN LOKAL BALI DALAM MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya, 6(1), 69-77.
Moleong, L. (2010). Metode peneltian. Jakarta: Rineka Cipta
Nastiti, T. S. (2014). Jejak-jejak Peradaban Hindu-Buddha di Nusantara. Kalpataru, 23(1), 35-50.
Ningsih, N. W. A. S., & Suryasih, I. A. (2018). Dampak Sosial Ekonomi Pariwisata Terhadap Pedagang Souvenir Di Daya Tarik Wisata Pura Gunung Kawi Tampaksiring Gianyar. Jurnal Destinasi Pariwisata, 6(1), 19.
Palguna, K. E., & Putra, I. W. P. E. (2022). PENGEMBANGAN WISATA RAMAH LINGKUNGAN PADA WARISAN DUNIA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PAKERISAN DI KABUPATEN GIANYAR PROVINSI BALI. Cultoure: Jurnal Ilmiah Pariwisata Budaya Hindu, 3(1), 10-20.
Prabawa, M., Gunawarman, A. G., & Ningsih, N. L. (2020, August). Structuring and Management of Mount Kawi Cliff Temple Tourism Area, Tampaksiring Sub-district, Gianyar, Bali. In Proceedings of the 2nd Warmadewa Research and Development Seminar (WARDS), 27 June 2019, Denpasar-Bali, Indonesia.
Pramartha, I. N. B. (2022). Representasi nilai kearifan lokal pada peninggalan sejarah di Bali serta potensinya sebagai sumber pembelajaran Sejarah. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 10(2), 223-236.
Purwanto, H., & Titasari, C. P. (2020, November). GUNUNG KAWI TEMPLE TAMPAKSIRING: RELIGIOUS EDUCATION SITE DURING ANCIENT BALI. In Forum Arkeologi (Vol. 33, No. 2, pp. 101-120).
Putra, I. K. A., Peradhayana, W. S., & Mahendra, G. S. (2021). Studi Geologi Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal Pada Objek Wisata Candi Tebing Gunung Kawi, Tampaksiring. Jurnal Ecocentrism, 1(2), 79-88.
Raka, A. A. G. (2019). NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL ZAMAN PRAHINDU DAN HINDU DI BALI.
Sumadi, K., PAR, M., & DUTA, F. D. (2013). Dampak Pengembangan Objek Wisata Pura Gunung Kawi Terhadap Umat Hindu di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.
Suprapto, N. A. (2010). Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring Kabupaten Gianyar.
Wagiran, W. (2012). Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu Hayuning Bawana (Identifikasi Nilai-Nilai Karakter Berbasis Budaya). Jurnal Pendidikan Karakter, 3(3).
DOI: https://doi.org/10.24071/hv.v4i2.8674
DOI (PDF): https://doi.org/10.24071/hv.v4i2.8674.g4398
Refbacks
- There are currently no refbacks.