BERAGAMA KATOLIK, BERBUDAYA TIONGHOA SEBUAH KAJIAN TERHADAP HIBRIDITAS UMAT KATOLIK-TIONGHOA PAROKI ST. MARIA IMMACULATA SLAWI

Romario Julianto, Martinus Joko Lelono

Abstract


Paroki Santa Maria Immaculata Slawi berdiri di daerah Kabupaten Tegal yang memiliki sejarah berkembangnya masyarakat Tionghoa. Etnis Tionghoa berperan penting dalam dinamika Paroki. Mereka sekaligus menghidupi budaya Tionghoa dan iman Katolik. Akibat kebijakan orde baru mereka tidak bisa menghidupi budaya mereka, tetapi Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 dan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2000 membuka ruang bagi ekspresi budaya mereka. Pada Tahun Baru Imlek mereka mulai mengadakan kirab gotong toa pek kong atau tepekong. Ritual gotong tepekong merupakan arak-arakan tandu yang berisikan patung leluhur yang diarak mengelilingi kota. Tulisan ini akan menggali penghayatan orang Katolik-Tionghoa dalam menghidupi kedua tradisi yang berbeda. Pemikiran Homi K. Bhabha digunakan untuk memahami pilihan sikap umat Tionghoa-Katolik di Slawi. Dalam kajiannya, Homi K. Bhabha berbicara mengenai “ruang ketiga,” pertemuan atau interaksi antara dua budaya atau identitas yang berbeda dalam satu ruang yang sama. Homi K. Bhabha menekankan “ruang ketiga” bukan hanya sebagai hasil pertemuan antara dua budaya melainkan juga membangun konstruksi sosial yang dinamis. Analisis terhadap realitas ini akan membantu memahami kompleksitas pemaknaan umat akan kekayaan agama dan budayanya.

Keywords


Etnis Tionghoa, Gereja Katolik, Homi K. Bhabha, Hibriditas

References


Bahadus Bhandari, Nagendra. “Homi K. Bhabha’s Third Space Theory and Cultural Identity Today: A Critical Review.” Prithvi 5 (2022): 171–181.

Barker, Chris. Culturas Studies. London: SAGE Publications, 2004.

Bhabha, Homi. K. The Location of Culture. London: Routledge, 1994.

Bonaventura Djulianto. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa Slawi,” Agustus 2023.

Brown, Jessica. “The Hybridity of History in Midnight’s Children” (2011).

Darmawan, Darwin. Identitas Hibrid Orang Cina. Yogyakarta: Gading Publishing, 2014.

Gupta, Archana. “The Role of ‘Mimicry’ in Colonial and Postcolonial Discourse with Special Reference to Homi Bhabha’s of Mimicry and Man: The Ambivalence of Colonial Discourse.” IRWLE 9. 2 (2013).

Hendy Arthana. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa Slawi,” July 25, 2023.

Hilal, Iqbal, and Muharsyam Dwi Anantama Munaris. Hibriditas (Teori Dan Praktik). Yogyakarta: Selat Media Patners, 2023.

Huddart, David. Homi K. Bhabha. New York: Routledge, 2006.

Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2015.

Laurentius Jefferson Natan. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa,” July 21, 2023.

Maria Veronica Yanita. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa,” July 26, 2023.

Nkrumah, Kwame. Neo-Colonialism: The Last Stage of Imperalism. London: Internationa Publishers, 1966.

Paroki Maria Immaculata. Panca Windu Paroki Maria Immaculata Slawi. Slawi: Paroki Slawi, 2022.

———. Sejarah Berdirinya Paroki Maria Immaculata Slawi. Slawi: Paroki Slawi, n.d.

Putranto, I Eddy. “Dekonstruksi Identitas (Neo)Kolonial: Sebuah Agenda Teologi Postkolonial.” Melintas (2011): 311–323.

Said, Edward. Culture and Imperialism. New York: Vintage Books, 1933.

Simon Petrus Herry Pramono. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa,” July 6, 2023.

Sumanto Al Qurtuby dan Tedy Kholiludin, ed. Tionghoa Dan Budaya Nusantara. Semarang: Elsa Press, 2021.

Widya Wandita. “Wawancara Umat Katolik-Tionghoa Slawi,” July 20, 2023.




DOI: https://doi.org/10.24071/div.v2i1.7548

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

    

Flag Counter

E-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, Juli 2023) 2988-2311

P-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, Juli 2023) 2988-5434

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.