Semua Makhluk adalah Saudara: Sinergi Pemikiran Paus Fransiskus dengan Budaya Jawa
(1) (SINTA ID: 6717615) Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
(2) Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu
(*) Corresponding Author
Abstract
The world needs a contextual concept of Ecoteology, in the sense of a scientific study of theology that is friendly and caring for the environment that is increasingly in harmony with the Will of the creator. Through contextual ecoteology, humans can build harmonious relationships with God, others and the universe. Driven by these backgrounds, the purpose of this paper is to spark an understanding of contextual ecotheology through the synergy between the concept of ecotheology developed by Pope Francis, in his eksikliknya entitled Laudato Si’, Mi Signore, with the concept of Ecology in Javanese culture. This can be done because both views have parallels in view, namely placing nature and humans in one alignment that live and support each other. In this parallel, nature and man go through the process of becoming perfect in their submission and submission to God, The Creator. This study uses descriptive qualitative methods, relying on the literature approach. The results showed that the synergy between Pope Francis ' ecotheological view and the ecological view of Javanese culture can be carried out, resulting in a view of Javanese contextual ecotheology.
Abstrak
Dunia membutuhkan sebuah konsep Ekoteologi yang kontekstual, dalam arti sebuah kajian ilmiah tentang teologi yang ramah dan peduli pada lingkungan hidup yang kian selaras dengan kehendak Sang Pencipta. Melalui ekoteologi kontekstual tersebut, manusia dapat membangun relasi yang harmonis dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Didorong oleh latar belakang tersebut, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk mencetuskan pemahaman ekoteologi kontekstual melalui sinergi antara konsep ekoteologi yang dikembangkan oleh Paus Fransiskus, dalam eksikliknya yang berjudul Laudato Si’, Mi Signore, dengan konsep ekologi dalam budaya Jawa. Hal ini bisa dilakukan karena kedua pandangan tersebut memiliki kesejajaran dalam pandangan, yaitu menempatkan alam dan manusia dalam satu kesejajaran yang saling hidup dan menghidupi satu sama lain. Dalam kesejajaran tersebut, alam dan manusia mengalami proses untuk menjadi sempurna dalam ketundukan dan penyerahan diri mereka kepada Tuhan, Sang Pencipta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan mengandalkan pendekatan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinergi antara pandangan ekoteologi Paus Fransiskus dengan pandangan ekologi budaya Jawa dapat dilakukan, sehingga menghasilkan pandangan tentang ekoteologi kontekstual Jawa.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Artarista. “‘Proses Terjadinya Pemanasan Global,’” 2017. https://www.academia.edu/35298858/Proses_terjadinya_Pemanasan_global.
Borong, Robert P. “Etika Lingkungan Hidup Dari Perspektif Teologi Kristen.” Situs Online Teologi Reformed Injili (SOTERI) 114, no. 8 (2009): 8–18. http://reformed.sabda.org/etika_lingkungan_hidup_dari_perspektif_teologi_kristen.
Endraswara, Suwardi. Mistik Kejawen: Sinkretisme, Simbolisme Dan Sufisme Dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: Narasi, 2018.
Framinor. “Kidung Saudara Matahari,” n.d.
Geisler, Norman L. Etika Kristen: Pilihan & Isu. Malang: SAAT, 2010.
Harini, Sri. Tasawuf Jawa: Kesalehan Spiritual Muslim Jawa,. Yogyakarta: Araska, 2019.
Harun, Martin. Ensiklik Laudato Si’: Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama, Karya Paus Fransiskus. Surabaya: Komisi Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Surabaya, 2015.
Kolis, Nur, and Kayyis Fithri Ajhuri. “SANGKAN PARANING DUMADI: Eksplorasi Sufistik Konsep Mengenal Diri Dalam Pustaka Islam Jawa Prespektik Kunci Swarga Miftahul Djanati.” Dialogia 17, no. 1 (2019): 1. https://doi.org/10.21154/dialogia.v17i1.1653.
Magnis-Suseno, Franz. Javanese Ethics and World View. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997.
Panjaitan, Firman. “Kesatuan Hubungan Allah-Alam-Manusia. Upaya Berteologi Kontekstual Tentang Keutuhan Ciptaan Berdasarkan Konsep Penciptaan Dalam Kejadian 1:26-31 Terhadap Konsep Sangkang Paraning Dumadi Dalam Budaya Jawa.” Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jaffray,Makassar, 2020.
———. “Teo-Ekologi Kontekstual Dalam Titik Temu Antara Kejadian 1:26-31 Dengan Konsep Sangkan Paraning Dumadi Dalam Budaya Jawa.” GEMA TEOLOGIKA 7, no. 2 (2022): 223–42. https://doi.org/10.21460/gema.2022.72.931.
Sonny Keraf. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2020.
Stassen, Glen H, and David P Gushee. Etika Kerajaan: Mengikut Yesus Dalam Konteks Masa Kini. Surabaya: Momentum, 2008.
Stott, John. Isu-Isu Global. Jakarta: OMF, 2005.
Sulistyati, Apika Nurani. “Kiblat Papat Lima Pancer Sebagai Media Refleksi Dalam Wujud Karya Tekstil,” 2019. digilib.uns.ac.id.
Suryaatmadja, R.E. “Peta Dan Masalah Dasar Ekologi.” In Iman, Ekonomi Dan Ekologi: Refleksi Lintas Ilmu Dan Lintas Agama, edited by J.B. Banawiratma. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
DOI: https://doi.org/10.24071/div.v3i1.11441
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
E-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, Juli 2023) 2988-2311
P-ISSN: (Validity Starting Volume 1 No. 2, Juli 2023) 2988-5434
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.