Tradisi Penulisan dan Genre dalam Arsip Lokal VOC: Studi Komparatif Dokumen 1730-1750

Max Rooyackers(1*),

(1) Colonial and Global History, Institute of History, Leiden University
(*) Corresponding Author

Abstract


Istilah ‘genre’ merujuk kepada pengelompokan berdasarkan beberapa aspek seperti gaya, struktur, dan isi. Meskipun sering diterapkan dalam sastra, konsep ini dapat digunakan dalam mendekati arsip-arsip VOC yang jumlahnya sangat banyak dan terdiri dari berbagai kategori dokumen. Maka, artikel ini akan berusaha menjawab pertanyaan apakah terdapat tradisi penulisan dan genre dalam arsip VOC dan apakah relevansinya bagi ilmu pengetahuan. Tiga tipe utama dokumen yaitu resolutie, memorie, dan dagregister dari struktur komunikasi dan administrasi VOC akan diteliti melalui pendekatan komparatif. Perbandingan dilakukan dengan melihat lebih dekat jenis-jenis dokumen di arsip lokal kantor VOC di Malabar, India dan di Deshima, Jepang. Dari perbandingan tersebut terlihat bahwa terdapat sedikit perbedaan antara resolutie di berbagai tingkat lokal, sedangkan jenis dokumen memorie dan dagregister memiliki perbedaan yang lebih menonjol. Maka, disimpulkan bahwa genre dan tradisi arsip VOC menandakan bahwa masing-masing arsip menyimpan informasi dan pengetahuan tertentu yang berbeda-beda di setiap daerah yang dapat dimanfaatkan untuk menelusuri suara para pelaku sejarah Asia.

Keywords


genre; tradisi penulisan VOC; resolutie; memorie; dagregister

Full Text:

PDF

References


Buku

Mubyarto dan Daryanti. Gula: Kajian Sosial-Ekonomi. 1991. Yogyakarta: Aditya Media.

Mubyarto, Sutatwo Hadiwigeno, Achmad Sutarmadi, Mudjijo Prodjosiehardjo, Dibijo Prabowo,

dan Djamasri Adenan, 1968. Usaha tani Tebu dan Industri Gula di Jawa. Yogyakarta: Survey Agro-Ekonomi Indonesia.

Hermanu, 2019. Suikerkultuur Jogja yang Hilang. Yogyakarta: Bentara Budaya Yogyakarta.

Talcott Parsons, 2005. The Social System, Inggris: Taylor & Francis e-Library.

Selo Sumardjan, 1981. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Koran dan Jurnal

“Buruh gula non aktip sampaikan konsepsi”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Kamis 20 Januari 1955),

hlm. 2.

“Kontrak pembelian paberik gula Jogja ditanda tangani”, (Koran Kedaulatan Rakyat, 5 Februari

, hlm. 1.

“Perluasan Emplasemen PG Padokan Sampai 30 HA”, (Koran Kedaulatan Rakyat, 10 Februari

, hlm. 2.

“Perdjandjian Menanam Tebu Rakjat”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 30 April 1955), hlm. 2.

“Gula Madu Kismo Sudah Putih”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu, 30 Mei 1959), hlm. 2.

“Hadiprabowo /dihukum 5 tahun”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 25 November 1961), hlm. 2.

“PG. Madukismo rugi Rp. 30,- djuta”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 13 Oktober 1970), hlm. 2.

RM. Bintarti, “Trah Rogocolo” (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 2 April 1974), hlm. 2.

“Bantul Adakan Kursus Kelompok Tani TRI”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 14 Agustus 1976),

hlm. 2.

“Kredit Tebu Rakyat Tidak Lewat KUD Lagi”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 12 April 1977),

hlm. 2.

“32 Sinder PG Se Jawa Tinjau Tebu Rakyat Bantul”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 15

November 1977), hlm. 2.

“Melalui DPRD DIY: KUD Sewon Mengharapkan Pemerintah Menurunkan Pajak Gula Petani

TRI”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Jumat 27 Januari 1978), hlm. 2.

“Petani Godean Terima Gulapasir Sebagai Sewa Tanah untuk PG”, (Koran Kedaulatan Rakyat,

Selasa 31 Januari 1978), hlm. 2.

“Tidak Benar Madukismo Copot 400 Karyawan. Yang Benar: Ada Mutasi dan Reorganisasi”,

(Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa 5 Januari 1982), hlm. 3.

“Petani Bantul Berharap TRI Tahun Ini Lebih Baik”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Sabtu 2 April

, hlm. 3.

“PG Madukismo Berhenti Giling karena Masuknya Tebu Seret”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Kamis

April 1983), hlm. 3.

“PG Madukismo tak boleh tutup walaupun keadaannya gawat”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Rabu

April 1984), hlm. 1.

“Kerugian KUD Sewon, Bantul karena beban pengurus lama”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Kamis

Mei 1985), hlm. 3.

“Begal beraksi lagi di Kasihan korbannya karyawan Madukismo”, (Koran 14a Rakyat, Rabu 29

Mei 1985), hlm. 3.

“Petani Pandak bersedia Kembali berpartisipasi pada program TRI”, (Koran Kedaulatan Rakyat,

Kamis 6 Juni 1985), hlm. 3.

“Selamatan Giling PG Madukismo Dimulai 17 April di Parangkusumo”, (Koran Kedaulatan

Rakyat, Sabtu 12 April 1986), hlm. 3.

“Untuk Atasi Pelarian Tebu: PG Madukismo Perketat Penjagaan di Perbatasan Jateng-DIY”,

(Koran Kedaulatan Rakyat, Senin 20 April 1987), hlm. 3.

“Cembengan PG Madukismo”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Kamis 14 April 1988), hlm. 3.

“Kendati tidak Diperbolehkan Uang TRI Digunakan oleh KUD”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Jumat

April 1989), hlm. 3.

“Larinya Tebu ke Luar DIY Tak Sebanyak Tahun Lalu”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Kamis 6 Juni

, hlm. 3.

“Sri Sultan HB X: Pabrik Gula untuk Kepentingan Masyarakat”, (Koran Kedaulatan Rakyat, Selasa

April 1992), hlm. 8.

Masyrullahushomad Sudrajat, 2019. Penerapan Agrarische Wet (Undang-Undang Agraria) 1870:

Periode Awal Swastanisasi Perkebunan di Pulau Jawa. Historia: Jurnal Program Studi

Pendidikan Sejarah Volume 7 (2)

Resna Trimerani, Tradisi Selamatan Cembengan dalam Mewujudkan Keteraturan Sosial (Studi

Deskriptif di PG-PS Madukismo). Jurnal “Sosial Humaniora” vol. 11, no. 2, Oktober 2020.




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v29i2.11213

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 Max Rooyackers