Rekayasa Genetis dalam Penalaran Teologi Moral Katolik
(1) Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Suatu norma moral mesti plausibel agar dapat menjadi keyakinan bersama dalam masyarakat moral dan agar nyata-nyata menantang masing-masing anggota untuk memperjuangkan nilai-nilai yang dilindunginya. Kalau orang bertanya, manakah pandangan moral Gereja Katolik mengenai rekayasa genetis, diharapkan lebih dari hanya sekadar informasi. Keyakinan moral mesti dikemukakan sehingga menjadi plausibel.
Karangan ini telah dibawa dalam Seminar Nasional mengenai rekayasa ganetis yang diadakan di Universitas Padjadjaran, Bandung, pada bulan Mei 2001. Dalam Orientasi Baru, bahan seminar tersebut merupakan kasus yang memperlihatkan cara penalaran moral dalam Gereja dan teologi moral Katolik. Untuk itu, karangan (1) menyebut sumber moralitas (Kitab Suci, ajaran [magisteium] Gereja, dan penalaran moral); (2) menjelaskan asas-asas "akibat ganda" dan "perbandingan nilai" yang dalam penalaran moral Katolik mendasarkan perumusan norma; (3) mengangkat "demokrasi, keadilan dan kedamaian" sebagai nilai dasar bagi moral sosial dan moral ekologi. Atas dasar asas-asas tersebut, (4) ditarik kesimpulan mengenai rekayasa genetis pada tanaman, binatang, dan manusia. Apakah langkah-langkah penalaran klasik tersebut meniamin plausibilitas moral, kalau-seperti dalam kasus rekayasa genetis-tak mungkin kita memperhitungkan akibat tindakan yang tidak mungkin dibatalkan lagi?
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.