MENANGANI ANAK BISU SELEKTIF : SEBUAH CONTOH KASUS LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL DAN PERSONAL SISWA SD
(1) Sanata Dharma University, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Guru merupakan profesi multiperan. Bukan hanya menjadi seorang ahH mengajar, manager pembelajaran, peneJiti, dan praktisi, akan tetapi guru juga bertindak sebagai seorang konselor. Sebagai konselor, guru berkewajiban memberikan layanan bimbingan dan konseJing. Artikel ini bertujuan untuk memberikan saJah satu gambaran deskripsi penanganan kasus individual siswa Sekolah Dasar (SD) sebagai saJah satu bentuk layanan bimbingan konseling ranah sosial-personal. Kasus yang diangkat ialab kasus seorang siswa kelas 2 SO yang mengalami kesulitan daJam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang 'asing', dalam konteks iill ternan dan guru, padahal ia mampu berbicara normal (bisu seJektif). Kasus dideskripsikan secara intensif dan dianalisis sebagai kasus tunggaJ (studi kasus). Data dari beberapa sumber, termasuk: observasi, wawancara, dan dokumen dideskripsikan secara kualitatif. Metode daJam penanganan iaJab desensitisasi dan penguat positif untuk meningkatkan frekuensi kemarnpuanverbal siswa. Teknik intervensi yang digunakan iaJah response initiation, contingency management, dan stimulus fading. Modul yang digunakan iaJail modul "Lingkar Sahabat" yang dikembangkan oleh Huda (2008). Hasil penanganan menunjukkan kemajuan komunikasi pada subjek.
Keywords
konseling, bisu selektif, desentisiasi, penguat positif
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.