Konflik simbolik: batik Yogyakarta masa Sultan Hamengkubuwana VIII (1921-1939)

Farid Abdullah(1*),

(1) Universitas Pendidikan Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


Tulisan ini membahas sejarah seni batik, khususnya simbol pada pola-pola batik tulis Keraton Yogyakarta pada masa Sultan Hamengkubuwana VIII (1921-1939). Pada tahun 1927 Sultan Hamengkubuwana VIII menerbitkan lembar kerajaan (rijksblaad) Pranatan Dalem Bab Jenenge Panganggo Keprabon Ing Keraton Nagari Yogyakarta yang mengatur pemakaian pola-pola batik tertentu untuk keluarga Keraton Yogyakarta. Batik adalah artefak penting dari Keraton Yogyakarta yang memiliki simbol dan menjelaskan kedudukan pemakai serta makna di baliknya. Tujuan tulisan ini adalah mengkaji pola-pola batik tulis Keraton Yogyakarta dengan simbol yang melekat. Metodologi dalam penulisan ini adalah deskriptif naratif, memakai pendekatan sejarah. Pola-pola pada batik keraton dengan simbol tersebut kerap terjadi konflik dengan penguasa kolonial Belanda, namun di bawah kepemimpinan Sultan Hamengkubuwana VIII, berhasil didudukkan sebagai benda budaya yang semakin detail, ke dalam, dan memperkokoh Keraton Yogyakarta.

Kata kunci: sejarah seni, batik, simbol, konflik, Yogyakarta


References


Abdullah, F. 2013. Simbol pada Pola-Pola Batik Kraton Yogyakarta masa Sultan Hamengku Buwana VII – IX 1877-1988, tidak diterbitkan, disertasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.

_________ . 2017. Batik Semen Rama dan Kawung: Analisa Konsep Keduaan (Binary), Jurnal Stilasi, volume 1, no. 1, Februari, Departemen Pendidikan Seni Rupa, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Boow, J. 1988. Symbols and Status in Javanese Batik, monograph series no. 7, Asian Studies Centre, University of Western Australia.

Condronegoro, M. 1995. Busana Adat Kraton Yogyakarta 1877-1932; Makna dan Fungsi Dalam Berbagai Upacara. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Djumena, N. S. 1990. Batik dan Mitra, Jakarta: Penerbit Djambatan.

Geertz, C. 1963. Agricultural Involution. Chicago: University of Chicago Press.

Poerwadarminta, W. J. S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Pola Batik Larangan, artikel koran Sedya Tama, 18 September 1939, Yogyakarta.

Kartodirdjo, S. 1987. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Kopie Instructie van Hangger Pradoto voor den Hoofd Java van het Rijk Jogjakarta, 1818, Koleksi Perpustakaan Kraton Yogyakarta, nomor 6.

Kroef, J. van der. 1954. Dualism and Symbolic Antithesis in Indonesia Society. American Anthropologist no. 56, American Anthropological Association, Arlington, US.

___________. 1980. Negara: The Theatre State in

Nineteenth-Century Bali. Princeton, NJ:

Princeton University Press.

Maziyah, S., Mahirta, S.A. 2016. Makna Simbolis Batik pada Masyarakat Jawa Kuna, jurnal Paramita vol. 26, No. 1, Universitas Negeri Semarang.

Parmono, K. 1995. Simbolisme Batik Tradisional, Jurnal Filsafat, Universitas Gadjah Mada, no. 23, November, Yogyakarta.

Pranatan Dalĕm Bab Namanipun Panganggo Ing Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat, Yogyakarta, 1927, koleksi Perpustakaan Kraton Yogyakarta, nomor 394.

Ricklefs, M.C. 1974. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: Penerbit Serambi.

Sedyawati, E. 1994. Pengarcaan Ganesa Masa Kadiri dan Sinhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian. Jakarta: Seri Seni dan Budaya Asia Tenggara, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Universitas Leiden, Ecolè Française d‘Extreme- Orient.

Soerjobrongto, G.B.P.H. 1981. Wayang Orang Gagrag Mataram, dalam Fred Wibowo (ed), Mengenal Tari Klasik Gaya

Yogyakarta. Dewan Kesenian Propinsi

DIY, Yogyakarta.

Susanto. 1996. Wayang Wong dan Tahta: Suatu

Kajian tentang Politik Kesenian Hamengku Buwono VIII 1921-1939, tesis, tidak diterbitkan, Program Pasca Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Susanto, S.K. 1973. Seni Kerajinan Batik Indonesia. Jakarta: Balai Penelitian Batik dan Kerajinan, Lembaga Penelitian dan Pendidikan Industri, Departemen Perindustrian RI.

Wulandari, A. 2011. Batik Nusantara: Makna Filosofis, Cara Pembuatan, dan Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Yudoseputro, W. 1986. Pengantar Seni Rupa Islam Indonesia. Jakarta: Angkasa.




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v24i1.5842

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 Bandar Maulana