Mengenal Jejaring Bantuan Suku Lamaholot
(1) Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
(2) Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
(3) Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
(*) Corresponding Author
Abstract
Pada pelaksanaan konseling di Indonesia, guru Bimbingan dan Konseling/konselor perlu menyadari peran kepala suku adat atau tetua adat dalam penyelesaian masalah masyarakatnya. Masyarakat menaruh kepercayaan yang besar kepada kepala suku adat dapat menyelesaikan berbagai masalah, seperti keluarga, kesehatan, ekonomi, dan lain sebagainya. Kemampuan berkolaborasi antara guru Bimbingan dan Konseling/konselor dengan kepala suku adat menjadi suatu kompetensi tersendiri.
Suku Lamaholot di Flores Timur dijadikan fokus penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan suku Lamaholot tentang masalah, dan proses penyelesaian masalah secara adat atau ritual adat yang dilakukan oleh kepala suku adat atau tetua adat, dan mengetahui pentingnya seorang konselor memiliki kompetensi konseling multikultural. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara mendalam (in depth interview) dengan tetua suku. Hasil wawancara menemukan dua hal. Pertama, keyakinan suku Lamaholot bahwa masalah itu berasal dari masalah-masalah leluhur yang sampai sekarang belum terselesaikan hingga mendarah daging, atau dari kesalahan individu sendiri. Kedua, proses penyelesaian masalah melalui tahapan-tahapan: (1) orang tua menemui Atamola (orang pintar) untuk membicarakan masalah anggota keluarga, (2) orang tua menemui Atamua (orang yang melakukan pembersihan atas kesalahan leluhur) untuk mendapatkan informasi tentang materi-materi ritual adat apa saja yang harus dipersiapkan. Pertemuan ini dapat tanpa kehadiran anggota keluarga yang bermasalah, dan (3) orang tua kembali bertemu Atamua bersama anggota keluarga bermasalah untuk menjalani ritual pembersihan diri.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Corey..G. (2013). Theory and practice of counseling and psychotherapy. Belmont: Brooks/Cole.
Cottone, R.R. (1992). Theories and paradigms of counseling and psychotherapy. Massachusetts: Allyn & Bacoon, Inc.
Gibson, R.L. & Mitchel, M.H. (2008). Introduction to counseling and guidance. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Herr, Edmin (ed). (1989). Counseling in a dynamic society: Opportunities and challenges. American Association for Counseling and Development.
Hepner, P.P., Wampold, B.E., & Kivlinghan, D.M.( 2008). Research design in counseling. California: Thomson Brooks/Cole.
Hariko, R. Ilmu bimbingan dan konseling, nilai kesejahteraan individu: Studi literature. Jurnal Konseling dan Pendidikan. Vol 4, No 2 (2016). http://jurnal.konselingindonesia.com/index.php/jkp/article/view/160/130#
Lee, C.C. (2006). Multicultural issues in counseling: New approaches in diversity. Alexandria: American Counseling Association.
NetralNews.Com Cermin Bangsa. (2017). Di Indonesia ada 1.340 suku bangsa dan 300 kelompok etnik. https://www.netralnews.com/news/rsn/read/71459/di.indonesia.ada.1340.suku.bangsa.dan.300.kelompok.etnik akses 6 Maret 2020
Soedarmadji, B. (2011).Konseling lintas budaya. https://www.konselingindonesia.com/read/241/konseling-lintas-budaya.html
Sue, D.W. (1981). Counseling the culturally different: Theory and practice. New York: John Wiley & Sons.
Suku Lamholot, Wikipedia Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Lamaholot. Akses 6 Maret 2020
Roysircar, G. dkk. (2003). Multicultural counseling competence 2003: Association for multicultural counseling and development. Alexandria: AMCD
Winkel, W.S & Hastuti, M.M.S. 2013. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
DOI: https://doi.org/10.24071/sol.v1i2.3042
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Simon Nama Samon Lamanepa, Marsela Mia Indrianti Ruing, Maria Margaretha Sri Hastuti
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.