Antara Negara Pasundan Kartalegawa dengan Negara Pasundan Wiranatakusumah (1947-1950)
Abstract
ABSTRAK
Pembentukan negara-negara bagian di Indonesia tidak lepas dari seorang tokoh yang bernama Dr. H.J. van Mook. Perlawanan fisik yang dilakukan mengeluarkan banyak tenaga dan biaya sehingga kurang berguna untuk digunakan. Hal ini membuat Belanda harus memutar otak agar Indonesia dapat kembali ke tangannya dengan cara menyusun strategi serta taktik baru yang bertujuan untuk memecah belah Indonesia. Maka penulisan artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganaisis lima masalah pokok, yaitu : (1) Biografi Soeria Kartalegawa dan WIranatakusumah; (2) Negara Pasundan Kartalegawa; (3) Negara Pasundan Wiranatakusumah; (4) Proses Pemerintahan Negara Pasundan Wiranatakusumah; dan (5) Kembali ke Negara Republik Indonesia. Penulisan artikel ini menggunakan deskriptif analistis sumber, kritik sumber atau Verifikasi, interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Hasil dari penulisan menunjukkan bahwa (1) kedua tokoh utama yang terlibat di dalam Negara Pasundan merupakan sama-sama berasal dari keluarga bangsawan Sunda yang terpelajar dan mempunyai peranan penting dalam pemerintahan pada masa Kolonial Hindia-Belanda. (2) Negara Pasundan yang didirikan oleh Soeria Kartalegawa pada 4 Mei 1947 mengalami banyak tantangan mulai dari penolakan pembentukan sampai kesalahan Belanda dalam memilih tokoh utama. (3) Negara Pasundan Wiranatakusumah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Republik. (4) Proses Pemerintahan Negara Pasundan Wiranatakusumah mengalami tantangan dari pihak Belanda karena program kabinetnya yang terlihat anti-Belanda. (5) Kembali ke Negara Republik Indonesia melalui pengambilalihan kekuasaan atas permohonan Wali Negara Wiranatakusumah dan juga atas permintaan rakyat yang ingin menyatukan diri dengan Pemerintahan Indonesia.
Kata Kunci: Negara Pasundan, Wiranatakusumah, Kartalegawa, RIS
Full Text:
PDFReferences
Mulyana, Agus. 1996. “Negara Pasundan 1947-1950: Gejolak Menak Sunda menuju Integrasi Nasional.” Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Sjamsuddin, Helius dkk. 1992. Menuju Negara Kesatuan: Negara Pasundan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
Sasi, Galuh Ambar. 2020. “Membentang Republik, Meregang Konsensus: Etnitas Indonesia dalam Spanduk Protes Perempuan Masa Revolusi.” Pangadereng: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 6, No. 2, hlm. 267-384.
Zuhdi, Susanto. 2003. “Antara Sewaka dan Soeria Kartalegawa: Dinamika Politik Pemerintahan di Jawa Barat pada Masa Revolusi Indonesia.” HISTORIA: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 4, No. 7.
Frakking, Roel. 2016. “Gathered on the Point pf a Bayonet: The Negara Pasundan and the Colonial Defence of Indonesia, 1946-50.” The International History Review, Vol. 39, No. 1, hlm. 30-47.
Prabowo, Mohammad Rikaz dan Aman. 2022. “Kedaulatan Semu: Praktik Pemerintahan Negara dan Daerah Bentukan Belanda 1947-1948.” Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, Vol. 16, No. 1, hlm. 18-32.
Irshanto, Bagus Andre. 2017. “Kiprah Politik Paguyuban Periode 1927-1959.” DIAKRONIKA, Vol.17, No. 1, hlm. 76-89.
Pangersa, Sugih Rachmat. 2021. “Kiprah Partai Rakyat Pasundan dalam Negara Pasundan (1947-1950).” FACTUM, Vol. 10, No. 01.
Rinardi, Haryono. “Dari Negara Federasi menjadi Negara Kesatuan: Proses Perubahan Negara Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Tasnur, Irvan dan Muhammad Rijal Fadli. 2019. “Republik Indonesia Serikat: Tinjauan Historis Hubungan Kausalitas Peristiwa-Peristiwa Pasca Kemerdekaan terhadap Pembentukan Negara RIS (1945-1949). Candrasangkala: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, Vol. 5, No. 2.
Darmansyah, Maman. 2018. “Garut Era Kepemimpinan Bupati Soeria Kertalegawa (1915-1929).” Jurnal Renaissance, Vol. 3, No. 02, hlm. 374-382.
DOI: https://doi.org/10.24071/hv.v3i1.6143
DOI (PDF): https://doi.org/10.24071/hv.v3i1.6143.g3502
Refbacks
- There are currently no refbacks.