Suara masa lalu: Budaya tradisional melalui fotografi dalam 3D praxinoscope dilengkapi music scoring

Ardiles Akyuwen, Clemens Felix Setiyawan, Syarurie Ramadhani

Abstract


Budaya tradisional Indonesia masih dapat kita saksikan sampai hari ini. Budaya ciptaan para leluhur itu bernilai luhur karena memiliki makna religi dan adikodrati. Sistem religi yang adikodrati bisa dilihat lewat citraan simbol-simbol pada benda-benda artefak yang mempunyai konsep serta makna. Karena berkonsep dan bermakna inilah kemudian dapat melahirkan nilai-nilai filosofis yang disuarakan kembali sebagai identitas modern kita sebagai karakter dan pemersatu bangsa Indonesia. Tiga poin tersebut telah memunculkan bentuk-bentuk budaya tradisional dalam nuansa modern sebagai bukti eksis dan lestarinya budaya tradisional. Guna terus menghadirkan hasrat besar soal pelestarian budaya leluhur, penulis merancang 3D praxinoscope, yaitu rangkaian gambar-gambar sequential yang berputar lalu diproyeksikan lewat cermin supaya menjadi film. Konsep 3D praxinoscope diciptakan sebagai bentuk penyajian yang modern, sedangkan karya-karya foto bercerita tentang situasi terkini dari budaya tradisional Indonesia. Music scoring menambah nilai dramatis sehingga nilai religi dan adikodrati dapat terasakan. Karya-karya foto yang ditampilkan dan berputar kemudian ditambah music scoring menjadi cerita tentang perjalanan kisah-kisah tradisi Nusantara yang terus berjalan dan kekal. Di sisi lain, karya seperti ini ingin memicu pengalaman pribadi pemirsa untuk berjumpa dengan jati dirinya sebagai manusia Indonesia. 


Keywords


budaya; tradisional; Indonesia; fotografi; 3D praxinoscope; music scoring

Full Text:

PDF PDF

References


Kistanto, N. H. (2015). Tentang Konsep Kebudayaan. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan.

Akyuwen, A., & Sigit Martyastiadi, Y. (2022). Figur dan Citra: Penceritaan Ki Manteb Sudarsono Melalui Karya Foto Potret Indra Leonardi. Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual.

Akyuwen, A., & Tanrere, R. G. (2017). Intimasi Gradasi”: Tutur Visual Masyarakat Ciptagelar Banten. Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual.

Alinjaya, M., Martyastiadi, Y. S., & Prayogo, M. (2018). Tionghoa Decoration Motifs Adaptation in Property Design in Animated Film “Cio Tao”. International Journal of Asia Digital Art & Design.

Aminuddin, A. H. (2022). Identitas Mamanda Banjarmasin Dalam Sejarah Teater Tradisional Di Kalimantan Selatan (1970 - 2022). Pantun: Jurnal Ilmiah Seni dan Budaya.

Arifin, M. (2017). ANALISIS AKULTURASI BUDAYA DAN KEPERCAYAAN. ANALISIS AKULTURASI BUDAYA DAN KEPERCAYAAN. Kuala Lumpur, Malaysia: AKADEMI PENGAJIAN ISLAM.

Fadya, M., & Sari, I. P. (2018). Modelling 3D dan Animating Karakter pada. Jurnal Politeknik Negeri Jakarta.

Felix Setiyawan, C. (2018). EROTISISME DALAM FILM HOROR INDONESIA. ULTIMART Jurnal Komunikasi Visual.

Felix Setiyawan, C. (2021). EROTISISME DALAM KENGERIAN. Retorik: Jurnal Ilmu Humaniora.

Felix Setiyawan, C., & Murwaningrum, D. (2020). The Relationship of Music-Sound, Technology and Internet. International Conference of Innovation in Media and Visual Design. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara.

Geertz, C. (2000). The Interpretation of Cultures: Selected Essays. Basic Books.

Hasudungan, N. A., Sariyatun, & Sutiyah. (2019). Implementasi Nilai Local Wisdom Pela Gandong dalam Pendidikan Pasca Rekonsiliasi Konflik Ambon. Jurnal Pendidikan Sejarah Indonesia Universitas Negeri Malang.

Hidayana, I. S., & Khozanatu Lahpan, N. Y. (2023). MAKNA BUDAYA POHON AREN DALAM PENDEKATAN EKOLOGI BUDAYA DI KAMPUNG ADAT DUKUH, CIKELET, GARUT. Panggung.

Prasetyo, A. (2019). Cara Melihat. Acintya Jurnal Penelitian Seni Budaya.

Sumardjo, J. (2010). Estetika Paradoks. Bandung.




DOI: https://doi.org/10.24071/jbm.v29i1.9048

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Ardiles Akyuwen, Clemens Felix Setiyawan, Syarurie Ramadhani