ADIVASIS: THE UPROOTED PEOPLE OF THE LAND

Ashok Kujur

Abstract


Sejak zaman dahulu, tanah memiliki makna sosial, politis, ekonomis, serta religius, terutama bagi penduduk asli. Bagi orang-orang Adivasi di India tengah dan selatan, tanah merupakan pemberian dari Tuhan dan kehidupan sendiri. Maka, pewarisan tanah menjamin keberlangsungan dan pengembangan kelompok Adivasi. Kepemilikan tanah juga merupakan wujud nyata hidup kelompok tersebut dengan Tuhan. Terusirnya kaum Adivasi dari tanah mereka karena perkembangan industri yang mengatasnamakan pembangunan adalah praktek yang tidak bermoral dan berdosa. Pemindahan tersebut menyebabkan pengangguran, kemiskinan, tunawisma, tekanan psikologis, dan meningkatnya kejahatan. Orang-orang tercabut dari keyakinan, budaya, dan tradisi leluhur mereka. Hubungan-hubungan ini menjadi rusak dan orang menjadi beringas melawan para elit penguasa. Tercabutnya orang Adivasi tersebut juga menghasilkan kekerasan dan intoleransi agama. Dalam tulisan ini penulis menganalisa persoalan pemindahan orang Adivasi dan orang-orang yang tak berdaya yang menginginkan hidup yang berakar dengan tanah mereka. Analisa ini merupakan upaya sederhana untuk mengangkat suatu "ruang suci" bagi dialog dan membuka kedok strategi-strategi dari Partai Hindutva yang tampaknya berusaha membasmi iman Kristen dari India, salah satunya dengan mencerabut orang Adivasi dari tanahnya.




DOI: https://doi.org/10.24071/jt.v5i2.496

Article Metrics

Abstract view : 2058 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




 Indexed and abstracted in:

P-ISSN: 2302 - 5476 (Validity starting Volume 2012-10-05) 

E-ISSN: 2579 - 3934 (Validity starting Volume 6, No. 1, Mei 2017)

Jurnal Teologi (Journal of Theology) by Faculty of Theology Sanata Dharma University 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.